Penulis: Yayat Rahmat Hidayat, S.Pd (Guru SDN 2 Purbaratu Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya)
Tahun 2020 menjadi tahun terakhir peserta didik di Tanah Air melakukan Ujian Nasional (UN). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan untuk mengganti format ujian tersebut dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).
Mengutip situs resmi Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, AKM adalah penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi).
Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, serta merefleksikan berbagai jenis teks tertulis. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan dunia agar dapat berkontribusi secara produktif dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dalam berbagai jenis konteks yang relevan dengan warga negara Indonesia dan dunia.
Tahun ini adalah tahun ketiga pelaksanaan AKM, pengalaman sebelumnya pelaksnaan AKM dilaksanakan Pada Bulan Oktober. Untuk keberhasilan AKM tersebut, sekolah sejak dini mempersiapkan siswa sebaik-baiknya.
Selain menyiapkan kemampuan literasi dan numerasi yang diintegrasikan dengan pembelajaran sehari-hari, hal yang tidak kalah penting adalah menyiapkan kemampuan mengunakan IT siswa, karena AKM menggunakan perangkat IT untuk mengerjakannya, sedangkan tidak semua, bahkan sebagian besar siswa belum bisa menggunakan IT, memang mereka mahir menggunakan HP, tetapi untuk perangkat IT, laptop mereka kebanyakan belum bisa.
Pada tahun 2022, sekolah mendapat bantuan provinsi berupa perangkat AKM, yaitu TV interaktif, dan chromebook, bantuan tersebut sangat bermanfaat membantu sekolah yang kesulitan menyiapkan perangkat IT untuk AKM. Bantuan itu juga digunakan oleh penulis untuk melatih siswa-siswa menggunakan perangkat IT.
Pada pelaksanaanya, latihan menggunakan chorembook ini dimanfaatkan oleh penulis juga untuk mengenalkan lebih jauh pemanfaatannya pada pembelajaran, terutama menggunakan akun belajar siswa.Guru mengenalkan akun belajar dan menyampaikan kelebihan-kelebihannya bagi pembelajaran, penjelasan mengenai hal tersebut yang disampaikan dan dipraktiikan membuat mereka tertarik, guru juga menyampaikan bahwa akun belajar ini dapat diguanakan pada HP yang mereka miliki. Selain akun belajar, chromebook yang berbasis android juga sangat membantu menjadi media pembelajaran. Selama ini guru menyampaikan pembelajaran menggunakan projector dengan laptop, dengan adanya chromebook yang berjumlah 14, setiap kelompok siswa dapat ikut mengakses pembelajarn yang ditampilkan oleh guru menggunakan akun belajar mereka, bahkan mereka dengan leluasa mencari sumber lain untuk memperdalam materi.
Pelaksanaan AN yang ditindaklanjuti dengan ketersediaan perngkat IT nya, menjadi pintu masuk bagi guru utuk mengenalkan kelebihan dan manfaat penggunaan akun belajar. Mereka bisa menggunakan googlemeet secara gratis, belajar menggunakan googleclassroom tanpa perlu lagi membuat akun lagi, belajar mengetik pada spreadsheet , juga pada pembelajaran membuat formulir dengan googleform. dan tentu saja latihan soal-soal AN pada aplikasi-aplikasi yang tersedia..
Adanya AN memberi buah lain yang dirasakan oleh guru dan siswa, turunnya bantuan IT menjadi berkah tersendiri untuk pembelajaran, guru dapat menyiapkan lebih awal kesiapan siswa menggunakan IT, begitupun materi yang akan diujikan pada AN, dapat dilatih dengan soal-soal latihan yang tersedia, Dampak positf berupa meningkattnya keterampilan menggunakan Akun belajar dan IT sudah dirasakan siswa, harapannya, kemampuan siswa dalam literasi dan numerasi yang sudah dilatihkan, juga memberi damapt positif terhadap hasil AN tahun ini. ***