Oleh: Muhammad Daffa Fadhi Luqman (Mahasiswa Universitas Padjadjaran Program Studi Teknologi Pangan)
Telur merupakan salah satu bahan pangan hasil ternak unggas yang bisa menjadi sumber protein hewani, memiliki rasa lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Telur memiliki harga relatif murah dan mudah untuk memperolehnya sehingga telur sangat terjangkau oleh berbagai kalangan masyrakat. Hal ini menjadikan telur sebagai komoditas peternakan yang lebih sering dikonsumsi oleh masyarakat dibandingkan hasil ternak lainnya.
Aktivitas peternakan ayam petelur yang didorong oleh permintaan masyarakat, menyebabkan produksi telur semakin meningkat dan menimbulkan banyaknya limbah cangkang telur yang dihasilkan baik dari kegiatan peternakan maupun kegiatan konsumsi masyarakat. Cangkang telur pada dasarnya masih memiliki nutrisi yang cukup, namun cangkang telur masih tidak lazim dikonsumsi oleh masyarakat. Sehingga cangkang telur masih menjadi limbah pangan yang sangat sulit didegradasi.
Cangkang telur tersusun atas sebagian besar oleh kalsium karbonat. Kalsium berperan dalam pertumbuhan serta perkembangan tulang dan gigi untuk mencapai ukuran dan kekuatan maksimal, mengatur pembekuan darah, katalisator reaksi-reaksi biologis dalam tubuh, serta kontraksi otot. Konsumsi kalsium di Indonesia masih tergolong cukup rendah, berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), angka kecukupan kalsium bagi orang dewasa dalam sehari yaitu 800-1000 mg. Beberapa negara kawasan Asia Pasifik memiliki asupan kalsium yang rendah seperti China, India, dan Vietnam termasuk Indonesia sebanyak 342 mg/hari.
Kalsium pada umumnya tersedia dalam bentuk mikro, sehingga diduga kalsium pada proses metabolisme tubuh hanya terserap 50% dari total kalsium yang dikonsumsi. Teknologi untuk memperkecil ukuran kalsium telah banyak dikembangkan, hal ini untuk memperbesar penyerapan kalsium dalam tubuh. Nanokalsium merupakan kalsium yang diproses menggunakan teknologi nano sehingga membentuk kalsium dengan ukuran partikel yang sangat kecil 10-1000 nm. Penggunaan kalsium dalam bentuk nano memudahkan penyerapan oleh tubuh, sehingga hal ini lebih efisien dibandingkan ukuran yang biasa dikonsumsi. Nanokalsium merupakan kalsium predigestif yang memiliki ukuran super kecil sehingga lebih efisien dalam memasuki reseptor dan memudahkan proses absorpsi secara cepat dan sempurna didalam tubuh.
Kalsium karbonat (CaCO3) pada cangkang telur memiliki potensi sebagai sumber kalsium bagi tubuh manusia. Pemurniaan CaCO3 pada cangkang dapat dilakukan dengan proses perendaman kalsium bertujuan untuk membuat pori-pori cangkang terbuka, hal ini membuat ruang-ruang yang terbentuk menjadi mudah untuk dicapai oleh pelarut, sehingga senyawa-senyawa yang berikatan dengan mineral mudah terlepas secara optimum. Sebelumnya cangkang telur dibersihkan dengan air mengalir dan kemudian dikeringkan dengan suhu 60oC serta dijadikan tepung menggunakan grinder biasa.
Karakteristik nanokalsium yang dihasilkan dari tepung cangkang telur tentu dapat dimanfaatkan menjadi bahan tambahan makanan. Penambahan nanokalsium tersebut untuk meningkatkan kandungan kalsium dalam makanan serta memudahkan penyerapan kalsium. Hal ini juga dapat menekan jumlah cangkang telur yang masih menjadi polusi dilingkungan.***