Dimensi Berkebhinekaan Global Meningkatkan Nasionalisme Peserta Didik

Oleh : Hj Elis Lisnawati, S.Pd (Guru SDN 3 Sukamenak) 

Suatu bangsa yang besar akan bertahan ketika ada pelajar yang melakukan perubahan dan melakukan berbagai hal positif untuk kemajuan bangsanya. Tidak dipungkiri banyak pelajar yang justru terjebak dalam kegiatan yang tidak produktif yang justru akan menghancurkan masa depannya. Pelajar sebagai pelopor pembaharuan apapun di era teknologi yang serba canggih dengan memperkenalkan teknologi untuk memperluas wawasan dan keahlian. Media digital tanpa pengawasan akan membentuk pelajar dengan karakter apatis, kurang bersosialisasi, dan konsumtif. Pelajar sebagai generasi penerus bangsa akan menghadapi berbagai tantangan di masa depan sehingga harus dibekali dengan pendidikan karakter. Pendidikan menjadi kunci besar suatu bangsa untuk mencetak generasi yang kompeten berkarakter dan potensial yang akan melahirkan karya-karyanya, inovasi dan semangat juang serta nasionalisme yang tinggi untuk memajukan bangsanya.

Read More

Sejalan dengan itu perwujudan negara dalam membekali bangsa untuk menghadapi tantangan dimasa depan melalui kurikulum merdeka belajar yang terdapat pada Kemendikbudristek No 56 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran (kurikulum merdeka belajar) sebagai pedoman penerapan kurikulum baru di sekolah non peserta program sekolah penggerak. Pada lampiran I Kemendikbudristek No 56 Tahun 2022 dijelaskan pada point B bahwa struktur kurikulum pada pendidikan dasar dan menengah dibagi menjadi dua kegiatan utama yaitu: Pembelajaran intrakulikuler dan projek penguatan profil pelajar pancasila. Kegiatan projek penguatan profil pelajar pancasila ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. Profil pelajar pancasila membentuk peserta didik yang memiliki enam dimensi nilai yaitu, 1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berahlak mulia, 2) bernalar kritis, 3) Mandiri, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6) berkebinekaan global. Pelajar adalah agent of change (agen Perubahan) karena keberhasilan suatu negara dapat dilihat dari kualitas bangsanya. Pelajar memiliki peran yang besar dalam membangun bangsa dan memiliki peran bagi perubahan-perubahan sosial di lingkungannya karena bangsa Indonesia bangsa yang majemuk, kaya akan budaya, suku bangsa, dan bahasa. Dari budaya yang heterogen tugas pelajar adalah menjaga keutuhan dan menjunjung persatuan dan kesatuan bangsa agar tidak ada perpecahan. Karena perkembangan teknologi yang semakin pesat dapat menyebabkan identitas semakin memudar. Indentitas itu sendiri hal penting yang harus dimiliki oleh pelajar Indoneia di era globalisasi. Pada kenyataannya pengaruh teknologi semakin menguasai ruang kehidupan, memiliki sisi negatif bagi banyak pelajar Indonesia. Hal ini juga karena para pelajar kurang membatasi diri dalam menggunakan teknologi.

Untuk itu profil pelajar pancasila mencakup mengenai kemampuan pelajar untuk memiliki paradigma berpikir yang terbuka terhadap perbedaan dan kemajemukan. Pelajar pancasila harus memiliki kepedulian pada lingkungannya dan menjadikan kemajemukan yang ada sebagai kekuatan untuk hidup bergotog royong. Setiap dimensi dalam profil pelajar pancasila memiliki perannya masing-masing dalam membentuk karakter baik pelajar Indonesia seperti dalam dimensi berkebinekhaan global yang mengandung pesan bahwasannya para pelajar sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki semangat yang tinggi dalam mempertahankan budaya asli, lokalitas, dan identitas Indonesia, namun juga tetap terbuka dengan budaya lainnya sebagai bentuk menghargai dan pengenalan positif terhadap budaya tersebut.

Kunci mengembangkan kebhinekaan global adalah dengan mengenal dan menghargai budaya hal ini dapat diawali dengan menggali lebih dalam dan meningkatkan minat terhadap budaya Indonesia hal ini sangat penting karena dengan rasa cinta terhadap budaya Indonesia dapat meningkatkan rasa nasionalisme peserta didik terhadap bangsanya. Karakter ini merupakan hal yang wajib dimiliki di era globalisasi saat ini dikarenakan akses komunikasi dan informasi semakin mudah di dapat maka dimensi berkebhinekaan global berperan sebagai filter sehingga pelajar dapat menyaring budaya yang baik untuk diikuti tanpa bertentangan dengan budaya bangsa, selain itu juga sebagai bentuk apresiasi dan menghargai budaya orang lain. Dimensi berkebhinekaan global sebagai perwujudan rasa nasionalisme digunakan sebagai pijakan kuat untuk tidak mudah terbawa arus budaya luar.

Nasionalisme yang menjadi karakter pelajar ini sebagai bukti nyata pelajar Indonesia dalam melestarikan juga mencintai budaya dan tradisi bangsa agar tetap terjaga jati diri maupun keberadaannya hingga bisa bersanding di kancah Internasional. Selain mengenal dan menghargai budaya luar tentunya haruslah diiringi dengan kemampuan komunikasi intercultural dalam berinteraksi dengan sesama. Saat mampu untuk menghargai dan menerima perbedaan dengan terbuka dan memahami budaya lain maka akan tercipta rasa empati dalam diri kepada masyarakat luas. Mudahnya menjalin komunikasi menghadirkan banyak interaksi baru dalam bentuk kerja sama dengan berbagai pihak dari seluruh kalangan bangsa dengan latar belakang budaya yang heterogen dimana hal ini berdampak positif untuk meningkatkan nasionalisme yang berdampak pada kemajuan bangsa sehingga dapat hidup berdampingan dengan segala perbedaan. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang tidak mudah di pecah belah, bangsa yang senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan, hal ini harus dibentuk sejak awal dengan mengimplementasikan dimensi berkhebinekaan global yang terdapat pada enam dimensi profil pelajar pancasila.***

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *