Lebaran Tahun Ini, Pemburu Air Tanjung Kawalu Menurun Hingga 50%

Gemamitra.com – Kota Tasikmalaya
Sejak beberapa tahun terakhir di Kota Tasikmalaya ada ketupat dengan rasa yang berbeda dari ketupat pada umumnya.

Teksturnya kenyal dan lebih tahan lama. Hal itu diyakini karena air yang digunakan untuk memasak ketupat berasal dari daerah Cicukang Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya yang dinamakan air asin Tanjung.

Read More

Maka tidak heran kalau sumber air tersebut diburu oleh masyarakat Tasikmalaya, bahkan dari luar kota Tasikmalaya.

Meski tidak seperti tahun sebelumnya, dimana volume masyarakat yang ngatri untuk mendapatkan air tersebut membludak sejak jauh hari, untuk tahun ini 1441 Hijriah tampak menurun hampir 50 persen.

“Biasanya H-7 atau seminggu jelang lebaran, masyarakat terus berdatangan, ngantri sampai berdesakan untuk mendapatkan air ini, namun sekarang menurun drastis hingga 50 persen, mungkin efek Pandemi,” ucap Mumu Koordinator Pengelola ditemui Gemamitra.com di lokasi, Jum’at 22/5/2020.

Dia menuturkan, masyarakat yang membutuhkan air asin, alias air Tanjung untuk keperluan membuat ketupat, bukan dari wilayah Kota Tasikmalaya saja, kini masyarakat Ciamis dan Banjar-pun sudah mengenal kegunaan air ini.

“Untuk mendapatkan hasil maksimal, ada resep khusus dalam pembuatan ketupat. Tidak hanya cukup mengandalkan air asin saja. Kualitas beras dan menakar ukuran beras dalam cangkang, sangat berpengaruh,” ujar Mumu.

Di Kelurahan Tanjung sendiri ada dua sumber mata air asin, yakni di Kampung Cukang, yang merupakan pusat, bisa dibilang seperti itu karena di Cukanglah pertama kali air asin ditemukan, sekitar tahun 1960-an. Sedang yang lainnya berada di pinggir sebuah kali kecil, tepatnya di Peusar. 300 meter ke arah Timur dari Cukang.

Meski keduanya sama-sama air asin, tapi masyarakat cenderung telah meyakini, bahwa kualitas air asin yang ada di Cukang dianggap lebih baik. Itu sebab, para pemburu lebih senang mengambil air asin dari Cukang.

Menjelang Idul Fitri para pedagang air asin ini bermunculan. Sepuluh hari sebelum Idul Fitri para pedagang musiman ini telah mempersiapkan lapak, memasang tong-tong besar, bahkan ada yang menggunakan torn untuk penampungan air.

Dari pantauan Gemamitra.com dilapangan, berjajar lapak pedagang air asin. Ada sekitar 20 lapak pedagang. (Yus)***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *