Walikota Tasikmalaya Hadiri Launching Jawara ODF 2019 Menuju Sanitasi Aman

Gema Mitra – Kota Tasik

Launching Jawara ODF 2019 Menuju Sanitasi Aman (SANIMAN) turut dihadiri oleh Walikota Tasikmalaya, Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Komisi III dan Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya, Unsur Forkopinda, Unsur Muspika, Ketua Pengerak PKK Kota Tasikmalaya, Camat dan Lurah Se Kota Tasikmalaya, Kepala UPTD Puskesmas Kota Tasikmalaya dan Tokoh Masyarakat Kota Tasikmalaya bertempat di Ballroom Hotel Horizon Kota Tasikmalaya. Senin (25/03/19).

Dalam sambutannya Kepala Dinas Kesehatan dr. H. Cecep Z Kholis mengatakan pencapaian akses sanitasi yang layak dan sehat di Kota Tasikmalaya mencapai 60,12% dari 69 kelurahan yang ada di Kota Tasikmalaya dan baru 3 kelurahan yang melaksanakan sebagai kelurahan ODF serta masih ada 66 Kelurahan yang belum mencapai kondisi sudah terbebas dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

tujuan pelaksanaan kegiatan ODF 2019 Kota Tasikmalaya adalah sebagai penyelesaian permasalahan sanitasi yang buruk di Kota Tasikmalaya menjadi permasalahan bersama, menjadi tanggung jawab bersama semua pihak sehingga diharapkan dengan kegiatan ODF 2019 Kota Tasikmalaya masyarakat Kota Tasikmalaya menjadi semakin peduli terhadap lingkungannya dan memiliki kemauan untuk merubah perilakunya menjadi perilaku hidup bersih dan sehar secara mandiri tanpa harus selalu bergantung kepada pemerintah. ungkapnya

Selain itu, Tahapan kegiatan jawara ODF menuju sanitasi aman terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahapan sosialisasi, tahap peningkatan kapasitas, tahap pendampingan dan hingga tahap penilaian. Kegiatan ODF menuju sanitasi aman akan berlangsung selama 8 bulan terhitung mulai dari bulan maret sampai dengan bulan oktober tahun 2019. jelasnya.

Walikota Tasikmalaya mengatakan, Pertumbuhan penduduk semakin cepat dapat menimbulkan akibat baik aspek yang positif maupun negatif. aspek positif pertumbuhan penduduk adalah tersedianya sumber daya manusia yang cukup yang dapat menjadi kator pendukung utama keberhasilan pembangunan. sedangkan aspek negative dari pertumbuhan penduduk adalah salah satunya penurunan daya dukung dan kualitas lingkungan, kebutuhan udara bersih, kerusakan lingkungan , pencemaran air dan pencemaran tanah.

Kementerian Republik Indonesia merilis data tentang sanitasi melalui hasil riset kesehatan dasar tahun 2018 diketahui masyarakat yang membuang kotoran/limbah dari kamar mandi, dapur dan tempat cuci selalu berakhir ke sungai, kali atau selokan sebesar 51% sehingga masyarakat indonesia dikaitkan dengan akses sanitasi yang layak baru mencapai 67,8%.

Permasalahan sanitasi Kota Tasikmalaya disebabkan beberapa faktor yaitu dari sisi masyarakat, faktor permasalahan pada kebiasaan/perilaku masyarakat membuang limbah tinja ke sembarang tempat seperti ke saluran terbuka baik itu kesungai, Kolam dan ke saluran terbuka lainnya. faktor perilaku menjadi hal ang sangat penting dan menjadi kata kunci terhadap perbaikan kualitas sanitasi di masyarakat.

Selain itu, Walikota Tasikmalaya memberikan arahan kepada Camat dan Lurah untuk selalu menjadi peran terdepan dalam mendorong dan memotivasi masyarakat di wilayahnya untuk selalu berperilaku hidup bersih dan sehat sehingga tercipta masyarakat yang sadar BABS, dimulai saat ini Camat dan Lurah harus terus bergerak lebih cepat, bergerak lebih lugas agar tidak tertinggal dari daerah lain khususnya daerah sekitar kita, tetangga kita yang telah terlebih dahulu sukses menciptakan masyarakat yang bebas dari perilaku buang air sembarangan. (Diskominfo/Kesit)***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *