Tasikmalaya – Gemamitra.com | Dalam rangka memperkuat pembinaan karakter dan spiritual siswa, Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Bungursari bersinergi dengan Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Fajrul Islam, menyelenggarakan kegiatan bertema Bimbingan Remaja Usia Sekolah, Selasa (15/7/2025). Kegiatan ini berlangsung di lingkungan madrasah yang terletak di Kampung Rancabungur, Bungursari, Kota Tasikmalaya.
Acara berlangsung selama satu jam, mulai pukul 10.30 WIB dan diikuti oleh 26 peserta didik baru kelas 10. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya membangun mental spiritual remaja dalam bingkai pendidikan yang humanis dan inklusif.
Moderasi Beragama Jadi Fokus Utama
Mengusung tema penting mengenai moderasi beragama, kegiatan ini menghadirkan Ihsan Farhanuddin, S.Ud., Penyuluh Agama Islam di KUA Bungursari, sebagai narasumber utama. Ia membawakan materi dengan pendekatan komunikatif dan interaktif. Sementara itu, peran moderator diemban oleh Ido Ridwanullah, S.Pd.I, yang memastikan jalannya kegiatan berlangsung tertib dan dinamis.
Moderasi beragama diangkat sebagai tema untuk merespons pentingnya membangun sikap keagamaan yang seimbang, toleran, dan tidak ekstrem. Ihsan menyampaikan bahwa moderasi bukan berarti melemahkan ajaran agama, melainkan menjaga agar praktik keberagamaan tetap dalam koridor keadilan, keberimbangan, dan kemanusiaan.
Ia menekankan pentingnya bagi pelajar untuk tidak terjebak pada fanatisme sempit atau provokasi yang berpotensi merusak harmoni sosial. “Agama harus menjadi sumber kedamaian, bukan alat untuk membenarkan kebencian atau perpecahan,” ujarnya.
Menumbuhkan Sikap Toleran Sejak Dini
Dalam sesi materi, disampaikan pula contoh konkret penerapan moderasi dalam keseharian remaja, seperti menghargai perbedaan di lingkungan sekolah, bersikap bijak dalam organisasi, serta terbuka terhadap diskusi dan perbedaan pandangan.
Para siswa menyimak dengan antusias dan menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap tema yang dibahas. Diskusi yang dibuka menjelang akhir acara mengundang partisipasi aktif dari peserta. Mereka mengajukan berbagai pertanyaan kritis, seperti bagaimana bersikap saat berbeda pendapat dengan teman, atau cara menghadapi pengaruh media sosial terhadap pemahaman keagamaan.
Membangun Generasi Moderat
Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan tumbuh menjadi generasi muslim yang memiliki pemahaman agama yang inklusif, berwawasan luas, dan mampu menjembatani perbedaan. Ihsan pun mengajak seluruh siswa untuk mengimplementasikan nilai-nilai moderasi tidak hanya di bangku sekolah, tapi juga dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
“Kita ingin lahirkan generasi yang tidak hanya pintar secara akademik, tapi juga berakhlak dan mampu menjadi agen perdamaian di tengah keberagaman,” pungkasnya.
Kegiatan ini menjadi langkah nyata kolaborasi antara lembaga pendidikan dan penyuluh agama dalam membentuk generasi yang tangguh secara spiritual dan sosial, selaras dengan semangat Islam rahmatan lil ‘alamin.
(IF – Humas KUA Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya)