Sayap Rasa

Sadrah

Kekasih. Aku baru menyadari
Bau dari sumur tanpa dasar
Bukan hanya sekedar efek dari lapar
Melainkan ikhtisar, bahwa dunia
lebih rendah daripada bangkai

Bacaan Lainnya

Tasik, 2021

Ia akan datang

Ia datang pada pertemuan diantara lain dan bukan
Ia datang pada kali hati mu
Entah itu detak ataupun koneksi kornea mata
Ia datang tak pernah diundang
Meski jarak sejauh mimpi dan angan-angan
Ia datang pada waktunya
Meski dirimu mengabaikan percikan rasa
Ia datang pada saat yg tepat, lalu ia akan berkata;
Aku dan segala kehidupanku, berujung pada detak dan napasmu
Ialah seseorang yang akan meyakinimu
dan mengikrarkan kehidupannya bersamamu

Tasik, 2020

Bagian Hati

Sudah terlalu lama tak merangkai kata
Mungkin terlalu fokus mencari recehan harta
Korona memang tak tahu dinyana
Hingga aku memilih berpura-pura
Melupakan sastra dan segala macam luka
Padahal. Di dalam hatiku masih ada sisa-sisa
Serupa deja-vu, yang berperasangka
dan aku memilih baik-baik saja

Tasik, 2020

Katakan Saja

Sudahlah. Aku sedang tidak ingin menyuarakan kata-kata
Kalau memang kau ingin berbicara
katakan saja. Kupingku masih sudi mendengar bahasa
Meski keluar dari kausalitas peristiwa sebenarnya

Tasik, 2020

Soraya (Cahaya Penyembuh Luka)
untuk Nursifa F.M

Soraya. Tumbuh dari doa-doa
Membawa cinta dan penghapus airrmata
Soraya cahaya penyembuh luka
Sebuah jawaban dari semesta

Soraya. Pembuka jendela mata
Tercipta dari luka-luka
Soraya lahir atas dasar cinta
dan kisahnya bukan hanya kata-kata

Tasik, 2019

Do’a

Tuhanku. Dekaplah aku
Bisikanlah kabar dari kuburmu
Agar aku tahu
Berapa sisa umurku

Tasik, 2019

Tentang Rindu

Rindu tak kenal waktu
Berkunjung pun tak menentu
Tetapi. Ia maha tahu
Kapan saatnya bertemu

Tasik, 2019

Nuansa

Izinkan aku menyayangimu
Meski jarak tak sedekat kematian
dan izinkan aku membuktikan. Karena
mencintaimu harus dengan keyakinan

Tasik, 2019

Pengakuan Rasa

Jangan kau biarkan aku jatuh cinta
Sebab aku takut untuk mengulanginya
Buatlah aku terluka. Sebab
dengan sakitnya aku merasa bahagia
Dan tulisanku terbit dari kedalaman dada

Tasik, 2019

Racun Rindu

Maka. Kuburlah rindumu dalam-dalam
Karena ia serupa api dalam sekam
Perlahan membunuhmu diam-diam

Tasik, 2018

Kikitir di Ciamis

Pahamilah, nak
Tanahmu tanda juang perlawanan
Amis darah dan sisa perjuangan
Rakyat. Menuju kemerdekaan

Tasik, 2018

 

Tentang Penulis

Arif Fathur. Lahir di Ciamis, 20 Maret 1992. Penulis adalah seorang alumni dari UPI Kampus Tasikmalaya. Pada tahun 2013-2014 pernah menjadi ketua Teater Cagur di almamaternya. Pendiri Sanggar Seni Komunitas Kupat, Panawangan, Penikmat Kopi, Lukisan dan pernah menjadi sutradara teater.

Diantaranya: Metamorfosa (AF, 2014) Pengadilan Alam Kubur (Amang S Hidayat 2016), Kresek (Pidi MS, 2017). Kini sebagai guru di SD LAB UPI Kampus Tasikmalaya. Pernah aktif dan bergiat juga di Sanggar Sastra Tasik (SST) Kota Tasikmalaya dan Komunitas Cermin Tasikmalaya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *