Tasikmalaya – Gemamitra.com | Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Bungursari menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) Tahun 2025 di SDN 1 Cibunigeulis, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya.
Acara tersebut dihadiri Ketua PGRI Kota Tasikmalaya H. Cecep Susilawan, S.Pd., M.M, Ketua PGRI Bungursari Kendra Rodiansyah, S.Pd.,MM, Sekretaris PGRI Bungursari Hidayatul Anwar, S.Pd. serta Ketua K3S SD Kecamatan Bungursari, Yayan Kartiyan, S.Pd., M.Pd.
Dalam sambutannya, Ketua PGRI Kota Tasikmalaya H. Cecep menegaskan bahwa PGRI harus menunjukkan kepedulian nyata terhadap profesi guru. Menurutnya, profesi guru harus independen dan memiliki martabat yang tinggi.
“PGRI Kota Tasikmalaya memiliki gagasan baru. Setiap rapat atau pertemuan ke depan, guru yang hadir akan mendapatkan sertifikat, konsumsi, jas, dan uang duduk tanpa pungutan biaya. Selain itu, kami juga sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak untuk memberikan diskon melalui MoU, demi kesejahteraan guru,” ujar Cecep.
Ia menambahkan, PGRI terus konsisten memperjuangkan isu-isu strategis, mulai dari keberpihakan terhadap guru honorer, mempertahankan tunjangan profesi guru (TPG), hingga mendorong agar status PPPK dapat disejajarkan dengan ASN.
“Guru adalah sosok bermartabat dan ilmunya sangat bermanfaat. PGRI harus menjadi wadah perjuangan yang kuat untuk kepentingan semua guru,” tegasnya.
Dalam konfercab tersebut, agenda utama adalah pemilihan ketua PGRI Bungursari periode 2025–2030. Dari total 15 pemilih yang berasal dari 4 ranting, terdapat dua calon ketua yaitu Asep Ali dan Nur Bariah. Hasil pemungutan suara menunjukkan Asep Ali memperoleh 8 suara, unggul tipis dari Nur Bariah yang mendapatkan 7 suara.
Ketua terpilih, Asep Ali, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Ia menegaskan visinya untuk menghadirkan perubahan positif dengan slogan “Satu Guru untuk Semua”.
“Pengurus baru akan melanjutkan program-program yang sudah baik sebelumnya, sekaligus mendata ulang anggota PGRI di Bungursari. Masih banyak sekolah swasta dari jenjang TK, SD/MI, hingga SMP yang belum bergabung dengan PGRI. Kami akan merangkul semuanya melalui kegiatan sosialisasi dan roadshow, sekaligus memberikan pemahaman tentang sejarah dan perjuangan PGRI,” kata Asep.
Ia menegaskan bahwa PGRI merupakan organisasi yang berperan penting memperjuangkan nasib guru dan dosen. Oleh karena itu, kepengurusan baru harus lebih kompak, maju, dan menjadi garda terdepan dalam membela hak-hak guru. (Asep M)***