Tasikmalaya – Gemamitra.com | Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya kembali mencatat langkah maju dalam transformasi pelayanan publik melalui inovasi digital berbasis kesehatan. Melalui aksi perubahan bertajuk “Tracking Inovasi, Talenta, dan Aturan dalam Pembudayaan Germas untuk Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit” atau disingkat “Tinta Emas di Bukit”, Dinkes memperkenalkan sistem informasi berbasis Geographic Information System (GIS) yang kini tengah diimplementasikan secara bertahap di wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
Program yang digagas oleh Rahayu Nurhaida, S.KM., S.Si.T., M.M.Kes., M.Si., Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Tasikmalaya, ini menjadi bagian dari proyek aksi perubahan dalam Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan VII Tahun 2025 di Pusdikmin Lemdiklat Polri Bandung.
Menurut Rahayu, aplikasi Tinta Emas di Bukit dikembangkan untuk menjawab kebutuhan data kesehatan yang akurat, transparan, dan mudah diakses, baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat.
“Sistem ini bukan hanya peta digital, tapi juga alat bantu strategis bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan berbasis data dan fakta di lapangan, sehingga kebijakan yang diambil lebih terarah dan terukur. Melalui visualisasi data Germas, kita bisa memantau status kesehatan masyarakat per kecamatan dan mendeteksi potensi penyakit secara dini,” ujar Rahayu kepada Gemamitra.com, Kamis (23/10/2025).
Ia menjelaskan, aplikasi berbasis web dashboard tersebut menampilkan berbagai indikator Germas seperti aktivitas fisik, gizi seimbang, dan lingkungan sehat, serta terintegrasi dengan data dukung dari 40 Puskesmas di 39 kecamatan. Selain menampilkan peta sebaran data, dashboard juga dilengkapi fitur grafik interaktif dan sistem input daring yang dikelola langsung oleh rogramer promosi kesehatan di tingkat puskesmas.
Rahayu menambahkan, Tinta Emas di Bukit juga telah memiliki SOP resmi dengan Nomor 000.8.3.3/6110/Dinkes/2025 dan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 400.7/6111/Dinkes/2025, sebagai dasar pemanfaatan aplikasi tersebut.
“Kami juga tengah berkoordinasi untuk mengintegrasikan sistem ini dengan situs resmi Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dan portal Satu Data Tasikmalaya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, dr. H. Heru Suharto, MM.Kes., memberikan apresiasi terhadap inovasi tersebut. Ia menilai Tinta Emas di Bukit selaras dengan semangat reformasi birokrasi dan digitalisasi pelayanan publik yang dicanangkan pemerintah.
“Inovasi ini menunjukkan bagaimana teknologi bisa mempercepat transformasi kesehatan. Dengan GIS, data penyakit dan capaian Germas bisa divisualisasikan secara nyata, sehingga kebijakan tidak lagi berbasis perkiraan, tapi berbasis bukti,” ujar dr. Heru.
Menurutnya, sistem ini juga akan berperan penting dalam mendukung Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan memperkuat posisi Tasikmalaya menuju Smart City.
Selain manfaat internal bagi pemerintah, aplikasi ini juga diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan kalangan akademisi. Masyarakat dapat mengakses informasi kesehatan lingkungan sekitar, sementara lembaga pendidikan dan peneliti dapat memanfaatkan data tersebut untuk kajian dan inovasi kesehatan.
Dengan semangat kolaborasi lintas sektor dan dukungan teknologi digital, Tinta Emas di Bukit bukan sekadar aplikasi, melainkan simbol dari perubahan budaya kerja menuju birokrasi yang adaptif, terbuka, dan berbasis data.
“Kami ingin memastikan bahwa Gerakan Masyarakat Hidup Sehat tidak hanya menjadi slogan, tapi benar-benar menjadi budaya. Melalui teknologi, kita bisa memastikan upaya pencegahan penyakit dan edukasi kesehatan berjalan berkesinambungan,” tutup Rahayu. (Pakesit)***


















