Mahasiswa INU Tasikmalaya Saksikan Sinergi Penyuluh Lintas Agama di KUA Bungursari

Tasikmalaya – Gemamitra.com | KUA Kecamatan Bungursari menjadi tuan rumah diskusi strategis lintas agama yang membahas pemetaan dan penyusunan rencana kerja kolaboratif penyuluh agama. Pertemuan ini mempertemukan para penyuluh dari berbagai latar belakang agama untuk memperkuat sinergi dalam melayani masyarakat secara inklusif dan moderat.

Hadir dalam kegiatan ini Johnson Sitorus, Penyuluh Agama Kristen, yang untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di KUA Bungursari. Ia mengaku terkesan dengan suasana wilayah Bungursari yang dinilai tenang dan nyaman. “Kunjungan perdana saya ke KUA Bungursari memberikan kesan tersendiri. Suasananya adem dan penuh potensi,” ungkapnya.

Bacaan Lainnya

Diskusi dipandu oleh Ihsan Farhanuddin, Penyuluh Agama Islam KUA Bungursari. Ia menekankan bahwa sinergi antarpenyuluh menjadi kunci utama dalam meningkatkan kualitas pelayanan keagamaan di masyarakat. “Kerja bersama lintas agama membuka ruang lebih luas dalam menjangkau dan membina masyarakat secara komprehensif,” jelasnya.

Senada dengan itu, H. Agus Al Amin, juga Penyuluh Agama Islam di wilayah yang sama, menambahkan bahwa penyuluh memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk mendorong kehidupan beragama yang damai dan produktif. “Peran penyuluh tak sekadar menyampaikan ajaran agama, tapi juga membentuk karakter masyarakat yang moderat, toleran, serta mandiri secara ekonomi dan tangguh dalam menghadapi tantangan,” ujarnya.

Dalam forum ini juga dibahas urgensi peningkatan pemahaman masyarakat terkait moderasi beragama dan pentingnya toleransi antarumat. Johnson Sitorus menyampaikan bahwa peran kolaboratif sangat diperlukan demi terciptanya harmoni sosial. “Kita harus berjalan bersama, menyampaikan pesan damai dan nilai-nilai kemanusiaan kepada masyarakat,” tuturnya.

Mahasiswa Institut Nahdlatul Ulama (INU) Tasikmalaya yang sedang melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di KUA Bungursari, Henrizal, juga turut hadir dalam kegiatan ini. Ia menyampaikan pandangannya tentang pentingnya keterlibatan generasi muda dalam proses pembinaan masyarakat lintas agama.

“Sebagai mahasiswa, saya melihat kegiatan ini sangat positif karena membuka wawasan kami tentang pentingnya kolaborasi dalam pelayanan keagamaan. Ini bisa menjadi bekal berharga untuk kami ketika nanti terjun langsung ke masyarakat,” ujar Henrizal.

Diskusi ini diharapkan menjadi pijakan awal bagi terbentuknya kerja kolaboratif yang berkelanjutan antarpenyuluh lintas agama di Kecamatan Bungursari. “Mudah-mudahan ini menjadi langkah awal yang membawa manfaat besar dalam memperkuat pelayanan keagamaan dan sosial kemasyarakatan di tengah masyarakat,” tutup Ihsan. (Red)***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *