SMAN 1 Tasikmalaya Gaungkan Budaya Sunda Lewat Kampung Literasi

Dalam suasana sore yang teduh, murid SMAN 1 Tasikmalaya tampak antusias berdiskusi bersama Kepala Sekolah Dr. H. Yonandi, S.Si., MT di Saung Literasi yang terletak di depan kampus. Selasa (15/04/2025).
Dalam suasana sore yang teduh, murid SMAN 1 Tasikmalaya tampak antusias berdiskusi bersama Kepala Sekolah Dr. H. Yonandi, S.Si., MT di Saung Literasi yang terletak di depan kampus. Selasa (15/04/2025).

Tasikmalaya – Gemamitra.com | Di tengah arus globalisasi dan derasnya pengaruh budaya luar, pelestarian budaya lokal menjadi tugas penting dunia pendidikan. Sekolah bukan hanya tempat mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi ruang pembentukan karakter, jati diri, dan cinta terhadap budaya sendiri. Di Kota Tasikmalaya, salah satu sekolah yang menunjukkan keseriusan dalam pelestarian nilai-nilai lokal adalah SMAN 1 Tasikmalaya.

Kepala SMAN 1 Tasikmalaya, Dr. H. Yonandi, S.Si., MT, menyampaikan komitmennya dalam mengangkat budaya Sunda sebagai salah satu pilar pendidikan karakter di sekolah yang dipimpinnya. Dalam upaya tersebut, pihaknya menggagas lahirnya Kampung Literasi Sukapura dan Kampung Literasi Prabu Siliwangi sebagai ruang edukatif berbasis budaya lokal.

Kepala SMAN 1 Tasikmalaya, Dr. H. Yonandi, S.Si., MT, Siap Gaungkan Budaya Sunda Lewat Kampung Literasi. Selasa (15/04/2025).
Kepala SMAN 1 Tasikmalaya, Dr. H. Yonandi, S.Si., MT, Siap Gaungkan Budaya Sunda Lewat Kampung Literasi. Selasa (15/04/2025).

“Insya Allah, dengan dukungan dari Gubernur Jabar, Walikota,  dan semua pihak, kami ingin memuliakan budaya Sunda yang begitu dekat dengan hati masyarakat. Terlebih, kami di SMAN 1 mayoritas adalah urang Sunda. Maka sudah sepatutnya budaya ini dijaga dan diwariskan,” ujar Yonandi saat ditemui di sela-sela kegiatan akademik, Selasa (15/4/2025).

Dr. Yonandi menegaskan, pelestarian budaya Sunda bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari gerakan edukatif yang terintegrasi dengan kurikulum. Salah satu langkah awal yang dilakukan adalah pembangunan infrastruktur edukatif seperti gazebo alami, kolam, dan ruang lesehan di kawasan Kampung Literasi, yang memungkinkan siswa belajar di ruang terbuka penuh nuansa budaya.

“Semua kegiatan di Kampung Literasi ini bisa melibatkan lintas mata pelajaran. Di situ siswa bisa berdiskusi, membaca, bermain, bahkan berkesenian dalam suasana yang membangkitkan rasa memiliki terhadap budaya sendiri,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dr. Yonandi menyampaikan bahwa program pelestarian budaya Sunda ini akan diimplementasikan dalam bentuk Sundanese Day yang sudah biasa dilaksanakan setiap Rabu. Kegiatan ini akan mengajak siswa aktif mengenal bahasa Sunda, permainan tradisional seperti sodlah, gatrik, serta seni tari dan musik Sunda.

Sore yang ceria – Para murid SMAN 1 Tasikmalaya berdiskusi hangat bersama Kepala Sekolah Dr. H. Yonandi, S.Si., MT di Saung Literasi, bagian dari Kampung Literasi Sukapura yang menjadi ruang edukatif berbasis budaya Sunda. Selasa (15/04/2024).
Sore yang ceria – Para murid SMAN 1 Tasikmalaya berdiskusi hangat bersama Kepala Sekolah Dr. H. Yonandi, S.Si., MT di Saung Literasi, bagian dari Kampung Literasi Sukapura yang menjadi ruang edukatif berbasis budaya Sunda. Selasa (15/04/2024).

“Tidak hanya menampilkan suara/ musik angklung dan musik lainnya, tapi juga permainan tradisional, tarian payung, sampai melukis payung geulis. Kami bahkan sudah menyiapkan beberapa payung geulis yang akan ditampilkan bersama lagu Payung Geulis ciptaan SMAN 1 dan tarian kolaboratif,” ungkap Yonandi penuh antusias.

Tak hanya dari aspek seni dan bahasa, pelestarian budaya juga menyasar pembelajaran sejarah lokal. Siswa didorong mengenal tokoh-tokoh penting seperti Prabu Siliwangi, serta memahami sejarah batik, kelom, mendong, dan beragam produk budaya khas Tasikmalaya.

“Kami tak ingin siswa lebih kenal tokoh fiktif seperti Brahma Kumbara daripada Prabu Siliwangi. Ini penting sebagai bentuk penguatan jati diri dan nilai-nilai luhur Sunda, seperti silih asah, silih asih, silih asuh,” tegasnya.

Suasana sore di Saung Literasi SMAN 1 Tasikmalaya – tempat siswa belajar, berdiskusi, dan mempererat kecintaan terhadap budaya Sunda. Selasa (15/04/2025).
Suasana sore di Saung Literasi SMAN 1 Tasikmalaya – tempat siswa belajar, berdiskusi, dan mempererat kecintaan terhadap budaya Sunda. Selasa (15/04/2025).

Dr. Yonandi menutup dengan harapan agar seluruh pihak—guru, siswa, tenaga kependidikan—bisa bersama-sama mengawal visi pelestarian budaya Sunda ini. “Insya Allah, dengan niat baik dan kerja kolaboratif, SMAN 1 Tasikmalaya bisa menjadi sekolah yang tidak hanya unggul akademik, tapi juga kuat secara budaya dan spiritual.” pungkasnya.

Sebagai informasi, jumlah pegawai di SMAN 1 Tasikmalaya saat ini mencapai 89 orang, yang terdiri dari:

  • Guru:
    • P3K: 35
    • PNS: 27
    • Honorer: 7
    • Total: 69 guru
  • Tenaga Administrasi Sekolah (TAS):
    • PNS: 3
    • Honorer: 13
    • Total: 20 orang

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *