Tasikmalaya – Gemamitra.com | Di tengah minimnya minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian, sosok Yoga Gustiadi hadir sebagai contoh nyata petani milenial yang konsisten menekuni usaha di sektor ini. Pemuda asal Tasikmalaya, Jawa Barat, yang juga mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh serta mahasiswa Fakultas Hukum Institut Nahdlatul Ulama Tasikmalaya ini, mengikuti jejak ayahnya yang telah lebih dari 25 tahun bergelut dalam pertanian, khususnya komoditas cabai.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 04 Tahun 2019, petani milenial adalah mereka yang berusia 19 hingga 39 tahun dan adaptif terhadap teknologi digital. Program ini bertujuan memulihkan perekonomian pertanian, menumbuhkan semangat kewirausahaan, serta meningkatkan produksi pangan dan peternakan.
Yoga sendiri telah enam tahun menanam dan mengelola sayuran, terutama cabai. Menurutnya, potensi pendapatan dari sektor ini cukup menjanjikan. “Omzet petani cabai bisa mencapai Rp20–30 juta per bulan, bahkan ratusan juta, tergantung kualitas cabai dan luas lahan,” ujarnya. Namun, ia mengakui bahwa tantangan yang dihadapi tidak kecil.
“Jumlah petani milenial di Indonesia masih rendah, mayoritas petani berusia 40–60 tahun. Anak muda enggan terjun ke pertanian karena pekerjaan ini identik dengan terik matahari, tanah kotor, tenaga ekstra, dan risiko gagal panen. Belum lagi biaya produksi yang tinggi,” ungkap Yoga.
Ia merinci, biaya produksi cabai dari hari pertama tanam hingga 100 hari menjelang panen bisa mencapai Rp10 ribu per tangkai. “Mahalnya obat-obatan, langkanya pupuk subsidi, dan tingginya biaya operasional sering membuat petani rugi. Ketika harga cabai di pasaran melonjak, pemerintah kerap melakukan operasi pasar atau impor untuk menurunkannya, yang berimbas pada anjloknya harga di tingkat petani,” tambahnya.
Menurut Yoga, pemerintah perlu terlebih dahulu menyelesaikan persoalan fundamental di sektor pertanian, seperti kelangkaan pupuk, tingginya harga pestisida, dan ketidakpastian harga pasar. “Jika masalah ini dibereskan, petani akan lebih sejahtera. Regenerasi petani milenial pun akan bertambah,” tegasnya.
Sebagai petani milenial, Yoga juga aktif mempromosikan dunia pertanian kepada anak-anak muda Indonesia. Ia mengajak mereka ikut serta membangun industri pertanian yang mampu bersaing dengan negara-negara maju. “Ikuti akun Instagram @ruang_petani.milenial agar bisa terinspirasi dan berperan aktif dalam sektor pertanian,” pungkasnya. (Pakesit)***