Aktualisasi Kecakapan Abad XXI dalam Pembelajaran di Kelas VI SDN 4 Parakannyasag

Oleh : Dede Rahmat Abdul Aziz, S.Pd. (Guru Kelas VI SDN 4 Parakannyasag Kota Tasikmalaya)

Pembelajaran berbasis kecakapan abad XXI mengamanatkan bahwa pembelajaran harus dirancang berpihak pada peserta didik. Peserta didik sebagai pusat dalam pembelajaran, sementara kita seorang guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Pembelajaran Abad XXI merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi. Literasi menjadi bagian terpenting dalam sebuah proses pendidikan, peserta didik yang dapat melaksanakan kegiatan literasi dengan maksimal tentunya akan mendapatkan pengalaman belajar lebih dibanding dengan peserta didik lainnya. Keterampilan abad XXI mencakup tiga hal yaitu (1) life and career skills, (2) learning and innovation skills, dan (3) Information media and technology skills. Ketiga keterampilan tersebut dirangkum dalam sebuah skema yang disebut dengan pelangi keterampilan-pengetahuan abad XXI/XXIst, century knowledge-skills rainbow (Trilling dan Fadel, 2009).

Bacaan Lainnya

Keterampilan abad XXI meliputi (a) berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving skills); (b) kecakapan berkomunikasi (comunication skills); (c) kreativitas dan inovasi (creativity and innovation); dan (d) kolaborasi (collaboration). Keempat kecakapan tersebut harus diintegrasikan dalam pembelajaran.
Pembelajaran di kelas VI SDN 4 Parakannyasag berusaha untuk senantiasa merancang dan melaksanakan pembelajaran berbasis kecakapan abad XXI. Secara garis besar ada tiga tahap dalam mengelola pembelajaran berbasis kecakapan abad XXI di kelas VI SDN 4 Parakannyasag.

Tahap pertama yaitu tahap perencanaan, dalam hal ini saya merancang pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berbasis model pembelajaran yang telah ditentukan berdasarkan indikator dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Model pembelajaran yang sering saya gunakan yakni pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, dan pembelajaran berbasis penemuan. Selain RPP yang dirancang berbasis model pembelajaran, penilaian juga dirancang secara faktual dan autentik. Penilaian dilaksanakan mencakup ranah afektif, kognitif dan psikomotor peserta didik. Penilaian dilaksanakan baik dalam proses pembelajaran maupun di akhir pembelajaran. Rancangan penilaian direalisasikan dalam bentuk tes dan non tes tentunya dengan indikator penilaian yang jelas dan terukur.

Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan, dalam hal ini saya melaksanakan dan mengelola pebelajaran dengan berpedoman pada RPP berbasis model yang telah dirancang sebelumnya. Dalam mengelola pembelajaran tersebut, saya menciptakan kondisi yang mendukung peserta didik agar dapat mengaktualisasikan kecakapan abad XXI. Sebagai contoh, sebelum pembelajaran dimulai, peserta didik diajak Sholat Dhuha berjamaah kemudian melakukan gerakan membaca buku non pembelajaran. Memasuki pembelajaran, peserta didik diajak bercerita mengenai hal-hal yang mereka lakukan sebelum ke sekolah, kemudian berdiskusi dan tanya jawab. Setelah itu saya memfasilitasi peserta didik untuk belajar sesuai dengan RPP yang telah dirancang. Peserta didik diberi kebebasan dalam belajar sesuai dengan gaya belajar yang disukai oleh masing-masing. Saya hanya memfasilitasi mereka sesuai gaya belajarnya, ada yang audio, visual ataupun kinestetik. Penilaian dilaksanakan mengacu pada format penilaian yang dirancang berbasis model pembelajaran.

Tahap ketiga yaitu tahap refleksi, dalam tahap refleksi, saya bersama peserta didik melakukan review dan menilai pembelajaran yang sudah dilaksanakan, mulai dari kelemahan, kelebihan dan manfaatnya. Peserta didik diberi kebebasan dalam berpendapat mengungkapkan saran dan kritikan demi pembelajaran yang lebih baik.

Pembelajaran berbasis kecakapan abad XXI yang dilaksanakan di kelas VI SDN 4 Parakannyasag, berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih bermakna, berhasil pula mengeratkan hubungan antara guru dengan peserta didik maupun di internal peserta didik itu sendiri. Pembelajaran berbasis abad XXI di kelas VI SDN 4 Parakannyasag, melahirkan sikap peduli dan kekeluargaan diantara peserta didik semangat semangat berkolaborasi demi kemajuan bersama.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *