Kab. Tasikmalaya – GM | Semarak peringatan Milangkala ke 42 Desa Margaluyu Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya, diawali dengan pengajian dan doa bersama yang diikuti seluruh lembaga desa sebagai bentuk tasyakur binikmat atas rahmat keberkahan hidup dari Allah SWT.
Kemudian Jum’at pagi, 7 Juni 2024, acara dilanjutkan dengan melaksanakan ziarah kubur ke mantan kepala desa Margaluyu pertama yaitu Bapak Edi Iskandar. Di waktu yang sama dilanjutkan berziarah ke mantan kepala desa ke 4 Bapak H. Enceng Safrudin yang masih satu komplek pemakaman.
Ziarah kubur dilanjutkan ke makam pendiri pondok pesantren pertama di desa Margaluyu dan pertama di Kecamatan Manonjaya yaitu KH. Muhammad Mawardi, dilanjutkan ka makam kepala desa ke 3 Bapak Omat Herdiana, dan dilanjutkan berziarah ke makam tokoh budayawan atau pendekar yang ada di Desa Margaluyu yang melahirkan pendekar muda dengan banyaknya paguron-paguron dan komunitas seni hingga sekarang.
“Maksud dan Tujuan ziarah ini supaya generasi muda, tokoh masyarakat dan masyarakat khususnya lembaga desa, kembali tergugah bahwasannya tidak akan ada desa Margaluyu jika tidak ada pemimpin kita pada waktu itu, tidak akan ada ulama yang sekarang kalau tidak ada ulama pada waktu itu dan tidak akan ada paguron-paguron, sanggar dan komunitas seni budaya sekarang kalau tidak ada pupuhu kita pada waktu itu,” ucap Dian Cahyadinata Kepala Desa Margaluyu.
Dian menuturkan, dengan melaksanakan ziarah kubur ini, kita bisa ngalap berkah dari para leluhur yang sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Disamping itu, kami juga bersilaturahmi rumah Ibu Ade Mustika Sang Srikandi Margaluyu yang pernah menjabat sebagai kepala desa hampir 19 tahun lamanya.
“Momentum Milangkala ini bisa menjadi agenda tahunan bagi warga masyarakat Margaluyu yaitu kegiatan hiburan pagelaran seni dan budaya tatepi kita tidak melupakan jasa para leluhur kita yang telah membentuk dan membangun desa Margaluyu hingga sekarang di usianya yang ke 42,” ujarnya.
Masih dalam rangkaian Milangkala ke 42 Desa Margaluyu, disamping pertunjukan seni budaya, acara ini juga dimariahkan oleh Komunitas Icikibung pimpinan Abah Irwan.
Seluruh masyarakat dari mulai anak-anak hingga dewasa tampak antusias mengikuti rangkaian permainan Kaulinan Barudak yang dipusatkan di lapang Babancong Desa Margaluyu, Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.
“Kegiatan tersebut bertujuan untuk membangkitkan kembali permainan tradisional dalam upaya mengurangi penggunaan ponsel yang berlebihan dan membangun budaya gotong-royong sejak dini,” ucap M. Faisal Rahmadiyana Ketua Karang Taruna Desa Margaluyu yang juga Ketua Pelaksana Kegiatan.
Faisal manambahkan, konsep Milangkala yang ke 42 ini menitikberatkan pada konsep kearifan lokal dengan ciri khas desa kami yaitu kesenian dan kebudayaan, tetapi tidak menghilangkan makna dengan tontonan yang menjadi tuntunan.
“Kami melibatkan beberapa komunitas kesenian diantaranya, sisingaan, bajidoran, jaipongan, pencak silat, angklung kolot, rajah pamuka, jingkrung, teater kolosal dan banyak lagi yang lainnya,” kata Faisal.
Pagelaran tiga Dalang Wayang Golek dengan bintang tamu Dalang Abah Opik Sunandar Sunarya dari Bandung. Sabtu malam 8 Juni 2024.
Dian Cahyadinata, selaku kepala desa mengaku bangga dan bersyukur, berkat dukungan dari semua pihak, kami sukses mengadakan penggelaran wayang golek karena kita mengangkat kearifan lokal, serta akan menyampaikan pesan-pesan moral, silahturahmi, gotong royong, silih asah, silih asuh, dan silih wangian untuk menumbuhkan sifat-sifat itu di masyarakat dalam bentuk cerita, yang memang menceritakan bagaimana perjuangan menanamkan doktrin-doktrin serta paham-paham yang sejalan dengan Al-Qur’an, hadist dan juga sejalan dengan aturan yang terbentuk dalam undang-undang dasar dan pancasila.
Milangkala Desa Margaluyu yang ke-42 ini mengambil tema “Margaluyu Nanjeur Saluyu” di usia ke-42 tahun setelah pemekaran dari Desa Manonjaya.
“Margaluyu artinya Sejalan, Nanjeur artinya tegak, kokoh, berdiri diatasnya dan Saluyu artinya sejalan tidak bercerai berai, menumbuhkan kesatuan dan persatuan dengan adanya sinergitas tokoh agama, pemerintahan Desa, pemuda, dan masyarakat pada umumnya, di rangkum dalam ikatan Margaluyu Nanjeur Saluyu karena tanpa kerjasama yang baik tidak akan terwujud kepedulian masyarakat terhadap Desanya itu sendiri,” terang Dian.
“Adapun selain penggelaran wayang golek, ada juga rangkaian kegiatan antara lain, Bhakti Sosial, Ziaroh Kubur kepada kepala desa yang telah berjasa untuk Desa Margaluyu dan kita memberikan apresiasi perhargaan kepada pihak keluarganya dan ada jalan sehat untuk masyarakat Desa Margaluyu.” Katanya.
Dengan pencapaian perhargaan ini tidak luput dari peran aktif warga masyarakat Desa Margaluyu yang telah mendukung.
“Saya apresiasi kepada seluruh perangkat Desa, lembaga masyarakat Desa, BPD, lingkung seni atau sanggar seni, serta seluruh elemen masyarakat yang telah bersinergi untuk kegiatan Milangkala ini dari awal sampai akhir.” Imbuhnya.
Terimakasih saya ucapkan kepada pemerintahan Kecamatan Manonjaya, Muspika, Karang taruna, Bupati Tasikmalaya bersama Plh. Sekda yang turut hadir di malam puncak acara.
“Saya berharap kedepannya nanti kegiatan ini bukan hanya seremonial saja tetapi ada pesan-pesan yang disampaikan dalam bentuk narasi, teatrikal serta hiburan yang memberikan satu pesan moral untuk masyarakat.” Harapnya. ***