Oleh : Hely Oliyah, S.Pd (Guru Kelas 1 SDN 3 Cibunigeulis)
Melihat rendahnya literasi di sekolah, pemerintah melakukan berbagai upaya kegiatan dalam peningkatan literasi di sekolah atau lembaga pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan ialah membentuk Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Bahkan, di dalam kurikulum, pemerintah memberikan perhatian khusus pada kegiatan literasi. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang berbunyi “Membaca buku non-pembelajaran 15 menit sebelum waktu pembelajaran dimulai”. Kegiatan ini menunjukkan akan perhatian pemerintah dalam meningkatkan prestasi pendidikan di Indonesia. Untuk keberlangsungan jangka panjang tersebut, GLS dilaksanakan dengan tiga tahap, yakni tahap pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran.
Terkait gerakan literasi di sekolah, rupanya peserta didik di SD Negeri 3 Cibunigeulis terutama di kelas I masih banyak anak malas untuk sekedar membaca buku. Selain itu, bahan bacaan yang terbatas sering sekali guru keteteran dalam mempersiapkan bahan bacaan tersebut. Maka penulis menyarankan solusi untuk meningkatkan minat baca bagi peserta didik melalui pemanfaatan buku digital di sekolah. Dengan adanya upaya ini, diharapkan peserta didik dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan kebermanfaatan dalam membaca.
Buku digital (e-book) merupakan buku yang berbentuk elektronik atau digital yang berisi informasi, panduan atau bacaan, layaknya buku cetak pada umumnya. E-book (electronic book) ini hanya bisa dibuka dan dibaca atau diakses dengan menggunakan perangkat gadget seperti komputer atau handphone, dan lainnya.
Implementasi Pemanfaatan Cerita Bergambar
Implementasi pemanfaatan buku digital merupakan salah satu upaya yang telah di terapkan oleh SD Negeri 3 Cibunigeulis dalam menumbuhkan minat baca peserta didik, bahwa dalam buku digital dimanfaatkan sebagai bahan bacaan dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Pemanfaatan buku digital di SD Negeri 3 Cibunigeulis pada kelas rendah yaitu kelas I. Penerapan kegiatan membaca ini dilakukan sebelum jam pembelajaran dimulai, yaitu guru membiasakan peserta didik membaca buku 15 menit pada setiap harinya. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa mengenai pentingnya pengetahuan setelah membaca. Adapun impelementasi pemanfaatan buku digital di SD Negeri 3 Cibunigeulis dilakukan dengan tiga tahap diantarnya: tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan
Dalam proses perencanaan, guru membuka di website Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Ristek dan memilih buku-buku yang akan dimanfaatkan sebagai bahan bacan. Ada banyak terjemahan buku cerita yang dapat dimanfaatkan, hanya saja guru harus memilih buku yang cocok atau sesuai perkembangan peserta didik. Buku yang diberikan khususnya kelas I di SD Negeri 3 Cibunigeulis berupa, buku yang disertai gambar, karena anak kelas rendah masih dalam fase perkembangan operasional konkrit. Kemudian, bisa juga memilih cerita-cerita tentang hewan atau bisa disebut dengan cerita fabel. Fabel merupakan cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berprilaku menyerupai manusia. Fabel juga sering disebut cerita moral karena mengandung pesan moral yang berkaitan dengan kehidupan. Jenis cerita fabel yang digunakan ialah fabel klasik dan fabel modern. Fabel klasik merupakan cerita yang telah ada sejak jaman dulu yang tidak memiliki pengarang atau tidak diketahui persis waktu diterbitkannya. Sedangkan, fabel modern merupakan cerita yang dibuat atau diterbitkan dan sengaja ditulis pengarang sebagai penciptaan ekspresi kesusastraan. Maka bagi siswa kelas rendah pada umumnya, lebih menyukai buku-buku cerita bergambar hal ini dikarenakan anak lebih tertarik untuk membacanya.
Cerita bergambar dapat disajikan dalam bentuk buku digital yang tersedia di laman website badan bahasa atau bisa juga mencari di website lainnya. Guru bisa membuka dan mengunduhnya atau mencari buku-buku bacaan gratis alias tanpa biaya di google. Buku digital untuk peserta didik kelas rendah lebih cenderung dengan ciri-ciri buku cerita yang cukup pendek, tema yang sederhana, memiliki petuah atau pesan moral bagi peserta didik. Selanjutnya, setelah buku terunduh, guru dapat menampilkannya dengan menggunakan infokus. Setelah itu, guru membimbing dan memastikan peserta didik melaksanakan membaca nyaring bersama-sama di kelas.
Mempersiapkan Daftar Pertanyaan untuk Evaluasi
Menyiapkan daftar pertanyaan yang dimaksud adalah menyiapkan soal-soal pertanyaan terkait dengan cerita yang dibacakan bersama-sama. Hal ini merupakan proses evaluasi peserta didik, apakah mereka fokus membaca atau tidak. Pada setiap daftar pertanyaan yang guru persiapkan cukup meliputi kategori soal seputar tema dan tokoh. Guru dapat membuat 3 butir soal berupa penentuan tokoh utama, siapa saja tokoh-tokohnya, dan lain-lain. Dalam menutup kegiatan membaca guru dapat menyampaikan pesan moral yang terkandung di dalam cerita tersebut.
Dengan demikian, proses pembiasaan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik di kelas I akan menjadi lebih mudah dalam pemanfaatan buku digital. Kelebihannya, guru tidak akan kehabisan tema, judul atau bahan bacaan yang ada di dalam website dan guru bisa mendapatkannya secara gratis. Adapun buku-buku elektronik di aplikasi google books. Namun, tidak semua buku-buku di google books itu gratis, banyak buku-buku berbayar yang bisa dibeli oleh guru untuk bahan bacaan peserta didik. Sementara, keberadaan buku di badan bahasa Kemdikbud tentunya gratis dibandingkan google books, bahkan banyak buku-buku cerita yang sangat bermanfaat untuk digunakan guru dalam implementasi pemanfaatan buku digital dalam upaya meningkatkan minat baca peserta didik.
Maka dari itu, seperti yang telah dilakukan oleh penulis di kelas 1 SDN 3 Cibunigeulis melalui konsep penerapan kegiatan untuk meningkatkan minat baca melalui buku digital, rupanya peserta didik terlihat lebih aktif, efektif dan menyenangkan setelah melihat dan membaca buku yang cenderung banyak gambarnya. Daya tarik peserta didik lebih meningkat daripada membaca melalui buku cetak, serta meningkatnya rasa ingin tahu mereka dalam isi bacaan yang telah disajikan. Besar harapan penulis, semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk guru atau pembaca dimanapun berada.
Website buku terjemahan bisa dibuka pada link dibawah:
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/produk-detail/3432/terjemahan-buku-cerita-anak