Ruhamah Izzah Aufa (Mahasiswi Universitas Padjadjaran, Jurusan: Teknologi Pangan)
Apa yang ada di pikiran anda jika ditanya mengenai kemasan makanan? Mungkin yang terlintas adalah bungkus keripik kentang yang sedang anda makan sekarang atau kardus sereal untuk sarapan pagi tadi. Kemasan menjadi hal yang sering kita temui di mana-mana, namun jarang sekali kita perhatikan. Padahal kemasan makanan menjadi hal yang penting dalam perindustrian makanan. Jika pada umumnya fungsi kemasan diketahui sebagai pelindung makanan saja, tapi tahukah anda terdapat kemasan cerdas yang dapat berubah-ubah warnanya sesuai dengan isinya?
Selain berfungsi sebagai pelindung produk di dalamnya, kemasan juga berfungsi sebagai “alat bantu komunikasi” antara produsen dan konsumen mengenai informasi penting tentang produk di dalamnya, seperti nama produk, komposisi, berat bersih, nilai gizi, legalitas, waktu kadaluarsa, dan info-info penting lainnya. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan permintaan konsumen yang semakin meningkat dan bervariatif, perkembangan fungsi kemasan makanan terus dilakukan. Salah satunya adalah kemasan yang dapat menentukan tingkat kesegaran produk dalam bentuk kemasan berlabel indikator kesegaran.
Kemasan ini merupakan kemasan cerdas yang dirancang dengan sebuah label indikator yang sensitif terhadap perubahan komposisi dalam produk makanan segar. Salah satunya adalah kemasan yang dapat menentukan tingkat kesegaran daging sapi. Pada umumnya masih terdapat konsumen awam yang kebingungan menentukan apakah daging sapi yang dibeli masih segar atau sudah mengalami kebusukan. Dengan bantuan label indikator, konsumen dapat menentukan tingkat kesegaran daging sapi melalui perubahan warna yang ditunjukkan oleh label indikator. Misalkan jika label berwarna merah berarti daging sapi masih aman dikonsumsi, namun jika label menunjukkan warna biru, hal itu menandakan daging sapi sudah tidak layak untuk dikonsumsi lagi. Perubahan warna label itu disebabkan karena terjadi peningkatan kontaminasi daging oleh mikroba seperti bakteri, jamur, dan makhluk tak kasat mata lainnya yang menyebabkan daging menjadi asam. Asam yang menguap dari daging akan ditangkap oleh label indikator dan bereaksi, sehingga menyebabkan perubahan warna pada label indikator. Nah, dari sinilah kita bisa mengetahui apakah daging sapi yang kita beli masih layak konsumsi atau tidak.***