Pembelajaran Berbasis Lingkungan di Kelas 1 SDN 1 Manangga

Oleh : Ai Nia Kurniasih, S.Pd. (Guru Kelas 1 SDN 1 Manangga Kota Tasikmalaya)

Perubahan konsep pembelajaran ke arah yang lebih baik terus dilakukan oleh Pemerintah. Perubahan paradigma pola pembelajaran dari konsep tradisional dengan trend teacher center atau bepusat kepada guru berubah ke konsep modern dengan pola student center atau berpusat kepada siswa. Konsep pembelajaran tersebut terus diperbaharui disesuaikan dengan kemajuan zaman dan kebutuhan peserta didik, seperti halnya sekarang ada istilah merdeka belajar dan digitalisasi pembelajaran.

Semua konsep tersebut merujuk pada satu tujuan yakni meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia. Sebagai seorang guru sudah seharusnya kita berusaha beradaftasi dengan kebijakan-kebijakan Pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah demi peningkatan kualitas Pendidikan. Saat ini pembelajaran lebih bersifat terbuka, fleksibel, tidak terikat oleh dinding ruang kelas dan tentunya memanfaatkan ilmu teknologi serta trend terkini dalam kehidupan.

Menyikapi kondisi tersebut, saya selaku guru kelas 1 SDN 1 Manangga tentu tidak mau disebut guru yang statis sehingga pembelajaran monoton dan tidak diminati oleh peserta didik. Ditengah kebijakan pembelajaran tatap muka terbatas ada satu point yang menekankan bahwa pembelajaran hendaknya lebih melibatkan peserta didik di lingkungan terbuka. Saya berinisiatif merancang pembelajaran di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah. Hal ini tentu tidak serta merta tanpa dasar, sebelum mengelola pembelajaran berbasis lingkungan, saya mencari literasi yang mendukung ide atau gagasan saya tentang pembelajaran berbasis lingkungan seperti halnya pendapat Sudjana (2009:208) “mempelajari keadaan yang sebenarnya di luar kelas dengan menghadapkan para siswa kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati, dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar akan memberikan dampak menyenangkan dan kebermaknaan”.

Keadaan lingkungan sekitar SDN 1 Manangga cukup memungkinkan untuk dijadikan sumber belajar peserta didik karena bisa dikatakan di sebelah barat Sekolah terdapat pesawahan dan kebun-kebun kecil milik penduduk setempat. Hal ini bisa saya manfaatkan untuk sumber inspirasi bagi peserta didik agar lebih semangat dan tidak menjenuhkan dalam belajar. Setiap hari Sabtu saya mengajak seluruh peserta didik kelas 1 SDN 1 Manangga untuk belajar di luar kelas, saya mengajak mereka melakukan beberapa rute perjalanan di luar Sekolah. Langkah yang saya lakukan untuk lebih detailnya adalah sebagai berikut :

Pertama, saya membuat rancangan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekitar pada tema-tema tertentu, seperti halnya pada muatan PPKn peserta didik mengidentifikasi aturan yang berlaku di masyarakat sedangkan untuk muatan Bahasa Indonesianya menyampaikan ungkapan terima kasih kepada teman. Dua aspek kompetensi yang ingin dicapai peserta didik tersebut, saya aktualisasikan dalam pembelajaran berbasis lingkungan yakni meciptakan kondisi pembelajaran dengan rute perjalanan dari sekolah ke kebun di luar sekolah dengan berbagai peraturan yang harus dipatuhi oleh peserta didik selama melakukan kegiatan. Kedua, sebelum melakukan rute perjalanan tadi, peserta didik diberi pemahaman tentang petunjuk dan peraturan yang harus dipatuhi selama nanti diperjalanan, seperti halnya berjalan sendiri-sendiri ketika di jalan sempit pesawahan, tertib, serta saling membantu jika diperjalanan ada yang kesulitan. Ketiga, peserta didik diberi tugas selama melakukan perjalanan, seperti ditugaskan mencermati keadaan sekitar, kemudian menghitung pepohonan yang dijumpai selama perjalanan, menuliskan ungkapan hati ketika dibantu oleh teman selama melakukan perjalanan, dll. Keempat, tahap menyimpulkan yakni peserta didik mempresentasikan secara sederhana pekerjaan yang ditugaskan tersebut di depan teman-temannya, dan saya memberikan koreksi maupun penguatan.

Pembelajaran berbasis lingkungan seperti pengalaman saya di atas, banyak memberikan inspirasi positif, salah satunya peserta didik lebih antusias dan lebih mudah diarahkan serta terbentuk pula pola pergaulan diantara mereka dan tumbuhnya kesadaran bahwa dalam hidup berdampingan tersebut ada beberapa hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Karakter gotong royong, disiplin dan percaya diri juga dapat terbentuk dari kegiatan tersebut. Sudah saatnya kita sebagai guru menjadi fasilitator belajar peserta didik. Mari kita ciptakan kondisi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan bagi peserta didik.***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *