Gema Mitra – Kota Tasik
Bertempat di Kabeuki Cofee Cake and Resto, Jl. Sirnagalih, Indihiang Kota Tasikmalaya, telah di gelar acara Milangkala Teater Bolon ke-22 dan Teater Windu ke-15, Rabu malam 28/08/2019.
Acara yang mengusung tema “Nganteur Kabeuki Kolot-Ngawuduk, Ngalamun, Ngacay, Ngaleuncakun” ini dimeriahkan oleh penampilan dari Kalimusadla, Sekar Pitaloka, Kopaster Senja Etnis, Teater Barokah, Geuleuyeung 9, SST (Sanggar Sastra Tasik) dan Satu Jam Sastra (SSJ).
Penampilan tarian diiringi kawih Sunda mengawali pembukaan acara. Dilanjutkan dengan penampilan pantomim yang dikemas dengan jenaka oleh para pekerja seni, cukup menghibur penonton yang berasal dari berbagai kalangan masyarakat ini.
Acara semakin meriah ketika dilakasanakannya Sérén Suméren atau serah terima Pengantin yang terdiri dari Pimpinan Teater Bolon beserta isteri juga Pimpinan Teater Windu beserta isteri kemudian diakhiri dengan prosesi saweran.
Tari oray-orayan dari anak-anak teater menambah suasana semakin seru dan hangat.
Setelahnya beberapa anggota Komunitas Satu Jam Sastra membacakan puisi dengan sangat apik, sebelum Tausiyah agama lucu dari Ajengan Gaul Deden Musyokwari dari Paseh.
Tak hanya itu, penampilan sangat menghibur disuguhkan oleh band Kalimusadla yang membawakan beberapa lagu Sunda ciptaannya dengan riang gembira. Penonton berjoged dan bersenang-senang menyempurnakan keseruan acara tersebut.
Selain itu, acara ini juga dijadikan momentum untuk silaturahmi diantara para seniman. Seperti dikatakan Ashmansyah Timutiah yang akrab di sapa Acong Ketua Komunitas Cermin Tasikmalaya, bahwa acara ini sangat bagus dan menjadi ajang silaturahmi antar pelaku seni.
“Acaranya keren, anggota Teater Bolon bisa kumpul dari yang senior, yang sudah beralih profesi maupun yang masih aktif, juga temen-temen kelompok seni lain banyak yang datang sehingga acara ini menjadi ajang silaturahmi antar pelaku seni,” ujarnya.
Acong menuturkan, tidak mudah untuk suatu kelompok seni hingga bisa bertahan 15 atau 22 tahun pada kondisi jaman sekarang di mana manusia hidup semakin pragmatis dan individualis, ketika masyarakat sudah dimanjakan oleh tekhnologi, hidup jadi serba instan dan lebih mengedepankan kuantitas, sementara pada teater (kelompok seni) proses yang lebih utama.
“Untuk itu saya sangat mengapresiasi juga mengucapkan selamat kepada Teater Bolon dan Teater Windu. Bravo dan semangat selalu. Semoga makin jaya”, pungkasnya. (elhida)***