Whole Language dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV SDN 1 Parakannyasag

Oleh : Otih Sumartini, S.Pd. (Guru Kelas IV SDN 1 Parakannyasag Kota Tasikmalaya)

Manusia sebagai makhluk sosial saling memiliki ketergantungan dengan manusia lain. Salah satu media untuk saling berhubungan dalam rangkan memenuhi kebutuhannya masing-masing yakni dengan cara berkomunikasi. Dalam berkomunikasi memerlukan bahasa agar makna dan tujuan dari komunikasi itu dapat tercapai. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan segala keunikannya telah menjadi salah satu mata pelajaran penting dalam kurikulum nasional di Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengajarkan keterampilan berbahasa kepada peserta didik. Keterampilan tersebut wajib dipenuhi oleh peserta didik untuk dapat berkomunikaasi dengan baik dalam kehidupan sehari-harinya.

Read More

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN 1 Parakannyasag secara umum terbagi ke dalam dua karakteristik, yakni pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah (dalam hal ini kelaas 1, 2 dan 3) yang lebih menekankan pada penguasaan keterampilan membaca permulaan dan menulis permulaan. Sedangkan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas tinggi (dalam hal ini kelas 4, 5 dan 6) lebih menekankan pada pemahaman dan kecakapan empat keterampilan berbahasa secara utuh agar peserta didik mampu berkomunikasi dengan efektif. Keempat keterampilan berbahasa yang dimaksud yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan aspek reseptif sementara berbicara dan menulis merupakan aspek produktif. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN 1 Parakanyasag, keempat keterampilan berbahasa tersebut diajarkan secara utuh dalam setiap pembelajaran, bahkan keempat keterampilan berbahasa digunakan di seluruh muatan pelajaran tidak hanya pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia saja.

Untuk memudahkan peserta didik kelas IV SDN 1 Parakanyasag dalam menguasai dan memahami keempat keterampilan berbahasa dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia, saya menggunakan pendekatan Whole Language dalam pembelajaran. Pendekatan Whole Language didasari oleh paham constructivisme yang menyatakan bahwa anak atau peserta didik membentuk sendiri pengetahuannya melalui peran aktifnya dalam belajar secara utuh (whole) dan terpadu (integrated). Whole Language adalah cara untuk menyatukan pandangan tentang bahasa, tentang pembelajaran dan tentang orang–orang yang terlibat dalam pembelajaran. Dalam hal ini orang–orang yang dimaksud adalah guru dan peserta didik. Whole language dimulai dengan menumbuhkan lingkungan yang mengajarkan bahasa secara utuh dan keterampilan bahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) diajarkan secara terpadu. Dengan pendekatan Whole Language diharapkan belajar Bahasa Indoneisa menjadi bermakna dan hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pendekatan Whole Language yang saya lakukan di kelas IV SDN 1 Parakanyasag adalah sebagai berikut :

A. Tahap persiapan

  1. Pembuatan RPP
  2. Perancangan bahan ajar melalui penentuan materi pokok dalam hal ini yang dipilih menulis pengalaman sendiri
  3. Mempersiapkan media pembelajaran
    Mempersiapkan buku penunjang
  4. Merancang penilaian

B. Tahap Pelaksanaan

  1. Saya membacakan cerita pengalaman pribadi dengan suara nyaring dan intonasi yang baik sehingga peserta didik dapat mendengarkan, menikmati, dan memahami isi ceritanya.
  2. Saya memberi tugas kepada peserta didik untuk menuliskan cerita pengalaman selama perjalanan berangkat ke sekolah. Tujuannya mendorong peserta didik agar mau mengungkapkan cerita yang dimilikinya. Kemudian saya membaca cerita yang ditulis peserta didik dan memberikan komentar atau respon terhadap cerita tersebut
  3. Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih sendiri cerita dari berbagai buku atau sumber lain untuk memperkaya pemahamannya terkait menulis cerita.
  4. Saya dan peserta didik membaca bersama cerita yang dipilih dari masing-masing buku
  5. Saya dan peserta didik berdiskusi terkait cerita yang sudah dibaca
  6. Peserta didik menuliskan resume hasil bacaannya
  7. Peserta didik memberikan penilaian, komentar dan saran tentang cerita yang dibacanya
  8. Peserta didik menuliskan cerita pengalaman pribadi yang paling berkesan
  9. Peserta didik membacakan hasil tulisannya
  10. Peserta didik saling memberikan masukan dan komentar satu sama lain terkait cerita yang disajikannya

C. Tahap Penilaian

Saya melakukan penilaian proses dan hasil belajar secara utuh menyangkut aspek afektif, kognitif dan psikomotor peserta didik.

Whole Language membelajarkan peserta didik kelas IV SDN 1 Parakannyasag untuk memahami materi dan keterampilan berbahasa Indonesia secara utuh, dan hal ini lebih diminati oleh peserta didik, karena pembelajaran berlangsung interaktif dan tidak monoton sehingga peserta didik pun lebih komunikatif dalam belajar.***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *