Gema Mitra – Kota Tasik
Keseriusan Lilis Rosmiati, S.Pd., M.Pd, dalam menjalankan amanahnya sebagai Kepala SDN Indiang yang berada di Jalan Letjend H Ibrahim Ajie No. 102 Indihiang Kota Tasikmalaya, dinilai sangat total dan konsisten. Loyalitasnya yang tinggi untuk memajukan dunia pendidikan di sekolah, ia buktikan dengan berbagai torehan prestasi peserta didiknya baik akademik maupun non akademik.
Tak hanya itu, sosoknya yang bersahaja dan tidak kenal lelah dalam upaya mewujudkan sekolah tempat ia mengabdi unggul dalam segala bidang, menjadi karya nyata selama ini. Berbagai terobosan dalam pembenahan sekolah sudah terealisasi dengan signifikan. Dari mulai pembenahan lingkungan sekolah, penghijauan sekolah, sarana perpustakaan, penerapan pendidikan karakter pada siswa dan guru, sosialisasi terhadap masyarakat serta pedagang untuk ikut menjaga lingkungan sekolah, mendapat simpati dari berbagai kalangan, termasuk para orang tua murid.
Antusis mereka sangat terasa ketika pihak sekolah SDN Indihiang tengah mempersiapkan diri menyambut Tim Penilai Sekolah Adiwiyata Tingkat Kota Tasikmalaya Tahun 2019, dan dalam komponen penilaian itu terdapat point penilaian tentang sejauh mana peran masyarakat dalam mewujudkan Sekolah Adiwiyata. Maka melalui Paguyuban Orang Tua Murid (POM) dari berbagai tingkatan yang secara spontan dan serempak serta sukarela para orang tua murid ikut terjun langsung berlomba-lomba menata dan mempercantik area kelas anak-anak mereka.
Seperti dikatakan Komite SDN Indihiang Agus Abidin, S.IP, bahwa hal ini merupakan jawaban dari peran serta masyarakat, dalam hal ini pihak orang tua murid bekerjasama dengan guru kelas untuk mensukseskan sekolah Adiwiyata. Untuk waktunya dari mulai 26 September hingga 12 Oktober 2019. “Mereka diberikan kebebasan untuk mempercantik lingkungan kelas sesuai dengan kreasinya masing-masing, tanpa ada paksaan. Pihak sekolah hanya memberikan gambaran mengenai konsep sekolah adiwiyata,” ujarnya.
Menurutnya, pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah institusi pendidikan, tapi pendidikan juga harus menjadi tanggung jawab masyarakat. “Ini merupakan awal yang baik, paling tidak apa yang telah dilakukan pihak orang tua harus dirawat, maka insyaallah kedapan akan berkelanjutan, apa pun nanti bentuknya mau seperti apa kita serahkan kepada mereka,” pungkas Agus.
Lilis Rosmiati, S.Pd.,M.Pd menjelaskan, dalam upaya pelestarian lingkungan, banyak pembenahan dilakukan sekolah ini, diantaranya melalui Program nol sampah, Pengembangan sistem pengelolaan sampah, Pembudidayaan TOGA (Tanaman Obat Keluarga ) dan Green House, serta Program budidaya Hidroponik.
Lebih lanjut dikatakan, untuk pengelolaan sampah, SDN Indihiang menerapkan 3-R, yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (mendaur ulang). Prinsip reduce dilakukan dengan sebisa mungkin meminimalisir penggunaan barang atau material. Semakin banyak barang atau material yang digunakan, semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Contohnya kami menginstruksikan kepada siswa untuk molak penggunaan kantong plastic dan mulai menggunakan rantang/bisting untuk tempat makanan. Kemudian Prinsip reuse dilakukan dengan sebisa mungkin memilih barang yang bisa digunakan kembali dan menghindari pemakaian barang yang sekali pakai. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum barang tersebut menjadi sampah. Contohnya Gelas atau plastik digunakan untuk pot bunga atau kerajinan, Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Kemudian Prinsip recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin barang-barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang dapat didaur ulang. Maka, kita harus memilah penggunaan barang yang materialnya mudah didaur ulang. Contohnya Mengubah sampah plastik jadi souvenir, Mengolah sampah organik menjadi kompos.
Selain Gerakan 3R (Reuse, Reduce, Recycle), lanjut Lilis, ada beberapa kebijakan berbasis lingkungan yang diterapkan di SDN Indihiang, diantaranya gerakan Simutli (oprasi semut lima menit) setiap sebelum masuk sekolah dan setelah istirahat, Gerakan Lisa(lihat sampah Ambil), pembentukan dan pembinaan Kader kecil dan Duta Lingkungan, gerakan partisipasi ke dalam dan keluar, Gerakan Go Green School (G3S) melalui kegiatan budidaya hidroponik, Tanaman warung hidup, TOGA, tanaman hias, Green house, Tanaman tahunan, pembuatan taman dan lain sebagainya, diharapkan bisa menumbuhkan kepedulian anak-anak terhadap kebersihan lingkungan.
“Walaupun hasilnya belum optimal, masih proses pembelajaran. Karena merubah perilaku itu tidak mudah tapi bisa diusahakan.”, pungkasnya kepada Gema Mitra, Sabtu 12/10/2019. (Tatang RA)