Abah Imong, Pelestari Madu Asli Hutan dari Dusun Girimekar Sirnajaya

Kab. Tasikmalaya – GM | Berburu madu membutuhkan bekal fisik dan keberanian juga pengetahuan akan kondisi pohon itu sendiri, tak jarang pemburu madu harus memanjat Pohon Binung setinggi 40 meter untuk memperoleh buruannya.

Madu telah manjadi salah satu sumber penghidupan bagi para pencari madu selama puluhan tahun. Berbekal pengalaman memanjat pohon yang menjulang tinggi serta dengan keahliannya agar bisa mendapatkan hasil madu yang baik dan berkualitas.

Mencari madu murni merupakan salah satu kegiatan yang paling menantang, kehilangan nyawa menjadi risiko paling besar yang bisa mengancam para pencari madu murni di hutan.

Madu
Proses penyaringan madu oleh Kelompok di Dusun Girimekar Desa Sirnajaya Kecamatan Karangjaya. Dok GM

Cara mendapatkan madu lebah liar yang bersarang di atas pohon Binuang setinggi 40 meter, tentunya tidaklah semudah yang ada di penangkaran. Warga Kecamatan Karangjaya Desa Sirnajaya, Dusun Girimekar ini memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan madu meskipun hanya dengan alat seadaanya.

Sebut saja Abah Imong, proses mencari sarang lebah madu yang pertama yaitu di cari terlebih dahulu sarangnya yang sudah bisa di panen, kemudian kalau sudah ketemu langsung naik ke pohon atau di panjat, kemudian madu tersebut langsung di potong dengan pisau dan kemudian turun kembali ke bawah dan sarang madu tersebut di simpan di kantong plastik yang sudah disiapkan.

“Panen madu tersebut membutuhkan waktu sekitar 15 hari setelah di panen, tetapi kalau lagi musim madu tiba, satu minggu pun sudah bisa di panen. Kemudian madu murni yang didapatkannya dari hutan itu biasanya akan dijual oleh kelompok kepada pemesan atau yang biasa sudah berlangganan,” ucapnya.

Madu
Proses penyaringan madu oleh Kelompok di Dusun Girimekar Desa Sirnajaya Kecamatan Karangjaya. Dok GM

Abah Imong mengaku, sudah sejak kecil menjalani pekerjaan sebagai pencari madu. Manjat pohon setinggi 40 meter hanya berbekal serabut kelapa yang dibakar untuk melindunginya dari sengatan lebah.

Puluhan sarang madu di pohon Binuang menjadi berkah bagi kelompok madu di Dusun Girimekar Desa Sirnajaya, karena madu tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi, berbeda dengan madu pada umumnya, madu dari dusun Girimekar ini mempunyai rasa yang yang khas jika di bandingkan madu lainnya.

Setelah memasuki musim panen, biasanya para pencari madu-madu mampu menghasilkan puluhan liter madu asli yang kemudian madu tersebut di jual di pasaran dengan yang di bandrol dengan harga Rp. 150 ribu untuk setiap botolnya.***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *