Halaqoh Fiqih Peradaban Jilid II di Pondok Pesantren Al Munawwar Jarnauziyah Pasir Bokor Kota Tasikmalaya

Tasikmalaya – GM | Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bekerjasama dengan Kementrian Agama menggelar pelaksanaan Halaqoh Fiqih Peradaban Jilid II pada Jum’at (22/12023).

Pertemuan para Kiai dan Ulama untuk membahas persoalan-persoalan keagamaan dan kaitannya dalam masyarakat tersebut, dipusatkan di Pondok Pesantren Al Munawwar Jarnauziyah Pasir Bokor Kota Tasikmalaya yang dipercaya menjadi tuan rumah.

Bacaan Lainnya

“Alhamdulillah kami merasa bangga dan bersyukur atas kepercayaan yang diberikan PBNU menjadi tuan rumah dalam acara Halaqoh Fiqih Peradaban Jilid II ini,” ungkap Pimpinan Ponpes Al-Munawwar Jarnauziyah Pasir Bokor Kota Tasikmalaya, DR. KH. Pepep Puad Muslim., M.SI

Selain itu, Rektor INU Tasikmalaya ini mengatakan, bahwa kita juga bisa menyampaikan untuk bisa direkomendasikan hal yang harus kami ungkapan yang selama ini terpendam, salah satunya adalah karya Ulama terdahulu harus bisa melanjutkan perjuangan ulama Salaf terdahulu.

Untuk itu diharapkan ulama sekarang bisa mempermudah, supaya lebih simpel dalam menciptakan ide yang bisa dimasukan untuk bisa dipermudah.

“Dulu membaca kitab tahunan namun sekarang bisa dipercepat untuk membacanya, bisa menerjemahkan menyederhanakan bahasa Ulama yang bisa ditangkap oleh masyarakat kita,” paparnya.

Di tempat yang sama, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Dr. KH. Ahmad Ginanjar Sya’ban,M.hum., menyampaikan bahwa ini merupakan salah satu kegiatan PBNU yang bekerjasama dengan Kementrian Agama termasuk tujuanya bagimana menjaring respon para kiyai di daerah terkait permasalahan umat manusia berkaitan dengan peradaban dan perdamaian yang kini diperlukan.

“Pendapat cerminan kiyai di daerah ini bisa terserap oleh PBNU yang akan direkomendasikan kepada dunia Islam,” ungkap KH. Ginanjar.

Yang nantinya akan ada mukhtamar ulama dunia Islam untuk membicarakan peradaban. Makanya pandangan lokal diinfentarisir oleh pusat lalu didiskusikan kembali dengan Ulama Internasional.

“Untuk merumuskan tentang fiqih dalam realita kehidupan dan bagimana kontribusi agama terhadap manusia dan perdamaian,” paparnya.

Sementara itu, KH. Tata Moch Tasdiq SH. Wakil Ketua Robithoh Maahid Islamiyah (RMI) PWNU Jabar menyampaikan, untuk di Provinsi Jawa Barat ada Tiga Puluh (30) lokasi salah satunya Ponpes Al Munawwar Jarnauziyah Pasir Bokor Kota Tasikmalaya.

Lalu, PWNU Jabar tidak asal memilih Pesantren karena harus sesuai dengan standar, baik dari ruangan dan tata kelola.

“Acara ini memerlukan tempat yang refresentatif karena mengundang dari berbagai pesantren yang lainya sehingga dipilihlah Pesantren ini untuk menjadi tuan rumah,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, di Jawa Barat ini terfokus pada apa yang dibahas tentang peradaban Islam Nusantara, karena sangat urgent untuk difahami masyarakat.

“Holaqoh ini hal yang baru, biasanya Holaqoh fiqih biasa namun ini frekwensinya yang luar biasa untuk bisa dijadikan acuan tingkat internasional,” ucapnya

KH. Tata berharap, setelah memahami Halaqoh ini, bisa menjadi motivasi untuk membangun karakter di wilayah masing masing. Sehingga masyarakat paham apa yang selama ini tidak dimengerti.

“Maka pesantren yang mengikuti acara ini bisa memberikan substansi yang jelas dan tidak gagal paham kembali,” tuturnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *