Kemauan Yang Terus-Menerus Belajar

Alt
Tulus Setyadi

Gema Mitra – Kota Madiun, Jawa Timur

Pasca perayaan Hatedu 2019 “Hari Teater Dunia” di Situbondo, Jawa Timur
Gema Mitra diundang ke rumah seorang penyair, novelis, cerpenis, pendogeng, dan esais juga Motivator asal Kota Madiun ialah Tulus Setiyadi adalah seorang Sastrawan yang tak hanya gemar menulis sebagai hobinya di sela-sela kejenuhan, tetapi ia juga adalah seorang petani sawah di Desanya. Bertani sejak kecil juga lulusan Program Studi Teknologi Pangan dan Gizi pada Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Widya Mataram Yogyakarta hingga mendapat gelar STP ini, lewat luapan-luapan benih pemikirannya telah menghasilkan banyak sekali buku-buku karya tunggal diantaranya Surat Kerinduan (Antologi Puisi), Bangsa Pemuja Iblis (Antologi Puisi), dan yang paling baru terbit karya puisinya adalah Puisi Satu…Satu…Satu…Salam Damai yang diterbitkan oleh Pustaka Ilalang sejumlah novel, esai, dan cerpen yang ditulis dalam bahasa indonesia pun jawa ialah sebagai berikut diantaranya Novel Lintang Kesaput Mega, Awal Layunya Mawar Berduri, Ontran-ontran Sarinem, Esai Pendekatan Nilai-Nilai Filosofi dalam Karya Sastra Jawa, Makna Simbol Selamatan Kematian Pada Masyarakat Budaya Jawa, Dongeng Kancil kanggo Bocah, Motivasi Bersama Pak Tulus Ayo Belajar, Cerkak Sang Guru, Gunung Budheg Nyimpen Wadi Kidung Sukma. Penyair ini tak hanya menulis puisi dengan Bahasa Indonesia tapi juga menulis dalam Bahasa Jawa Puisi/Geguritan ditulisnya untuk melestarikan Budaya Jawa, hingga mengantarkan karyanya ke Pertemuan-pertemuan penyair, Kongres menjadi pembicara dan sarshan sastra baik di Wilayah Jawa Timur maupun Nasional, adapun buku-buku ia tulis menjadi antologi tunggal Geguritan diantaranya Kawruh Urip Luhur Ngabekti, Narakisma, juga Serat Cipta Rasa salahsatu Geguritan yang ditulis mrnggunakan aksara jawa yang tak kalah menarik.

Penyair ini menulis sejak SMA juga mempunyai latarbelakang Teater pernah mengurus KSM (Kelompok Sastra Mangkubumen) Yogyakarta yang selanjutnya berganti TPM (Teater Pendapa Mangkubumen). Sejak sekolah gemar belajar hal-hal yang berhubungan dngan kebudayaan jawa walau kuliahpun niatnya untuk ingin belajar tradisi jawa tak pernah membuang kesempatan/proaktif untuk terus memperdalam budayanya.

Penyair yang bisa dikatakan Multitalent ini juga menggeluti sejumlah aktifitas kesenian dari mulai Pendhalangan, Tari Klasik Yogyakarta, juga menjadi seorang MC/ Master Of Ceremony di setiap acara Upacara adat, Pernikahan dsb juga sering mengisi siaran sastra jawa di RRI Madiun tentunya, Penerima Anugerah SUTASOMA sebagai karya sastra daerah terbaik Tahun 2017 dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur ini hingga kini selalu menampakkan kesederhanaannya dan tak menampakkan sama sekali kesastrawanannya juga selalu belajar dan terus belajar demi mengembangkan Kesusastraan Jawa maupun Indonesia, karya-karyanyapun menjadi rujukan para mahasiswa untuk menjadi bahan skripsi, tesis akademis tentang bahasa jawa, padahal Tulus setiyadi tidak punya latarbelakang ilmu sastra jawa. (Emrans)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *