Penulis: Kurnia Dewi (Guru SDN Nyantong Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya)
Peningkatan kualitas dan kuantitas mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar terus menjadi perhatian dan sorotan dari berbagai pihak baik dari lembaga pendidikan. Sesuai tahap perkembangan, idealnya siswa kelas IV sudah dapat menguasai tentang operasi penjumlahan bilangan bulat. Dalam proses pembelajaran guru dapat menggunakan media yang dapat merangsang siswa lebih berpikir kritis dan kreatif sehingga kemampuan dalam menyelesaikan masalah penjumlahan bilangan bulat ini dapat dikuasai oleh siswa kelas IV. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Dananjaya (2012:27) bahwa ”pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya”. Dengan demikian pembelajaran menuntut guru untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Demikian juga dalam pembelajaran matematika, seperti yang disebutkan oleh Wahyudi dan Kriswandani (2013:13) ”pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika”. Sejalan dengan hal itu, Susanto (2015:188) mengemukakan bahwa ”pembelajaran matematika bukan hanya sebagai transfer of knowledge, yang mengandung makna bahwa siswa merupakan objek dari belajar, namun hendaknya siswa menjadi subjek dalam belajar”.
Namun dalam kenyataannya, rata-rata hasil belajar mata pelajaran matematika untuk SD masih rendah, Pada kenyataan guru masih menjelaskan operasi bilangan bulat langsung secara abstrak, misalnya pada operasi pengurangan bilangan bulat. Guru langsung menggunakan sifat bahwa pengurangan dalam bilangan bulat sama dengan penjumlahan dengan lawannya, contoh: 3 – (-2) = 3 + 2 = 5. Bahkan ada guru yang menggunakan perkalian bilangan negatif dengan bilangan negatif menghasilkan bilangan positif, padahal konsep perkalian bilangan negatif belum diajarkan kepada siswa. Di samping itu, ditemukan pula beberapa kekeliruan dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat.
Salah satu kekurangan pembelajaran matematika di SD, sebagian besar karena kekurngan guru dalam menyampaikan pesan materi, guru cenderung menoton pada keyakinan memberikan penjelasan dan latihan mengerjakan soal, jarang sekali guru menggunakan media untuk membantu pemahaman siswa. Akibatnya pemmbelajaran kurang memberikan aksi nyata siswa dalam emmbangun pemahamanya.
Hal tersebut, juga dialami pada pembelajaran tetntang bilangan bulat di kelas 4, khususnya pada penjumlahan bilangan bulat, sebenarnya materi tersebut bukanlah materi yang sulit, karena karena pemerolehan pengetahuan hanya diberikan melalui kemampuan menyimak dan megerjakan soal latihan, materi tersebut terlihat sulit dikuasai oleh siswa. Kurangnya media menjadi salah satu faktor kurangnya keberhasilan pembelajaran pada materi tersebut. Untuk itu perlu adanya media yang lebih nyata untuk membantu penyelesaian operasi bilangan bulat sesuai dengan tahap perkembangan anak SD yang masih pada tahap operasional konkret.
Pengalaman penulis, mengatasi permasalahan tersebut, penulis melakukan inovasi pembelajaran penjumlahan bilangan bulat menggunakan media sederhana, yaitu media kancing berwarna. Media kancing berwarna sangaat membantu memberikan pengalaman siswa dalam memahami materi. Keuntungan lain, media ini sangat murah dan mudah didapat, begitupun penggunaanya, media kancing berwarna sangat praktis dan cukup menyenangkan bagi siswa. Media kancing berwarna membuat siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu dengan menggunakan media kancing berwarna, pembelajaran dapat lebih berpusat pada siswa sehingga pembelajaran tidak hanya sekedar pentransferan pengetahuan namun lebih mengedepankan kebermaknaan bagi peserta didik. Hal ini sejalan pula dengan pendekatan keterampilan proses yang menuntut adanya keaktifan serta menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Conny, (N. Aisyah, 2010: 6-3) menyatakan bahwa “Keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar”.
Penggunaan media kancing berwarna sangatlah mudah, hanya dengan menggunakan kancing dua warna, yakni merah dan biru. Merah untuk bilangan Negatif serta biru untuk bilangan positif. Untuk bilangan nol (0) diwakili dengan sepasang kancing merah dan biru. Kaidah penggunaan media kancing warna pada soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Contoh penjumlahan : 2 + (-3) = …, cara pengerjaannya : (1) Tempatkan 2 kancing berwarna biru, untuk menunjukkan bilangan pertama yaitu positif 2; (2) Gabungkan atau tambahkan kancing berwarna merah sebanyak 3 buah yang menunjukkan bilangan kedua dari operasi tersebut yaitu negatif; (3) Lakukan pemetaan/pasangan antara kancing warna biru dan merah untuk mencari bilangan netral atau nol ( 0 ). Selanjutnya pasangan kancing merah dan biru ini kita pisahkan atau keluarkan; (4) Dari hasil pemetaan diperoleh dua pasang kancing , merah dan biru yang semuanya mewakili bilangan nol. Sisa kancing sebanyak satu buah yang berwarna merah (negatif) sehingga diperoleh kesimpulan 2 + (-3) = -1.
Adanya aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa, memberikan pengalaman belajar yang sangat berpengaruh pada pemahaman mereka, begitupun dengan belajar bilangan bulat menggunakan media kancing berwarna, pembelajaran penjumlahan bilangan bulat yang tadinya sulit dipahami oleh siswa, setelah siswa diberi pengalaman menggunakan media kancing berwana memperlihatkan hasil belajar yang meningkat.***