Gema Mitra – Mangunreja
Ada yang seru ketika berbincang ringan dengan pedagang cilok keliling yang setiap hari berjualan dengan penuh rasa optimis. “Saya berharap Lebaran seminggu sekali, Kang, pasti sangat membahagiakan,” katanya sembari tertawa renyah.
Bapak dua orang anak yang isterinya tengah mengandung anak ketiga ini bercerita bahwa betapa dari sehari sampai seminggu setelah lebaran jualannya sangat laris. “Hari biasa, untuk bisa laku 500 buah cilok saja saya harus pergi pagi dan pulang bahkan sampai malam. Tetapi selama seminggu setelah lebaran kemarin, dalam sehari cilok saya bisa terjual sampai 1.500 buah,” ungkapnya gembira.
Sekarang, Jajang warga Kecamatan Mangunreja ini membuat ciloknya sendiri di rumah. Karena jelas, dengan membuat cilok sendiri keuntungan bisa didapat lebih besar daripada mengambil cilok dari orang lain. “Dulu, ketika masih ngambil cilok dari oranglain, keuntungannya paling hanya 15.000 untuk setiap 100 buah (cilok yang terjual). Hitung saja, kalau terjual 500 buah kita cuma dapat keuntungan 75.000 rupiah, sedangkan setiap hari belum tentu juga terjual sampai 500 buah. “Alhamdulillah sih, tapi untuk menghidupi isteri dengan dua anak terasa belum mencukupi. Akhirnya saya coba bikin sendiri, tidak ngambil cilok dari oranglain. Ya lumayan lah, ada lebihnya walaupun tidak banyak,” tambahnya.
Jajang mengaku selama hampir 5 tahun berjualan, banyak suka dan dukanya Diantara sukanya jadi punya banyak saudara yang seprofesi (berjualan) walau yang dijualnya tidak sama. Dukanya pun banyak, termasuk ketika hujan karena harus basah kuyup dan otomatis pembeli pun berkurang. “Yang penting berkah,” katanya mengakhiri dialog kami. (elhida)***