Pengaruh Zat Pewarna Karmoisin dan Antosianin Bagi Kesehatan

Penulis : Algiyasa Gilmana Mutaqin
Kelahiran Garut, 6 Februari 2000
MahasiswaUniversitas Padjadjaran
Prodi Teknologi Pangan

Generasi milenial akhri-akhir ini sering terdengar dimana-mana, sebenarnya apa sih generasi milenial? Kenapa sering sekali diperbincangkan akhir-akhir ini. Generasi milenial adalah kamu yang lahir di tahun 1980-2000 an, kamu yang saat ini sedang berada di perguruan tinggi, yang baru memasuki dunia pekerjaan, dan kamu yang saat ini baru menikah dan memiliki anak. Zaman seperti ini generasi milenial memiliki peranan yang sangat penting, generasi ini banyak mempengaruhi berbagai bidang kehidupan contohya di bidang sosial, politik, ekonomi, dan tentunya di bidang pangan.

Di era milenial seperti ini pangan di buat tidak hanya sebagai asupan nutrisi namun juga mengarah pada life style, kini makanan harus mempunyai nilai estetika sehingga konsumen lebih tertarik untuk mengkonsumsinya. Dari sekian banyak faktor, warna merupakan salahsatu faktor kualitas yang penting bagi makanan, sehingga dalam proses pengolahannya perlu suatu keterampilan tertentu dalam memodifikasi warna dari produk makanan sehingga terkesan menarik.
Zat pewarna merupakan bahan tambahan makanan yang dapat memberi dan memperbaiki warna, dan atau suatu pigmen yang berasal dari sayuran, hewan, mineral atau sumber lain yang bila ditambahkan pada makanan obat dan kosmetik dapat memberikan warna tertentu. Secara garis besar, pewarna makanan dibedakan menjadi dua, yaitu pewarna alami dan sintetik. Yang dimaksud dengan pewarna alami merupakan pewarna yang diperoleh dari bahanbahan alami baik nabati, hewani, ataupun mineral. Sedangkan bahan pewarna sintetik merupakan bahan pewarna buatan yang dapat memberikan warna sehingga dapat memberi efek yang lebih menarik. Salahsatu jenis pewarna sintetis atau buatan antara lain karmoisin.
Karmoisin merupakan pewarna sintetik yang memeberikan warna merah. Karmoisin bersifat larut air dan sedikit larut pada etanol. Senyawa ini biasanya berbentuk bubuk garam disodium dengan warna merah hingga maroon. Pewarna makanan ini sering ditambahkan dalam produk pangan berperisa anggur, blueberry, atau stroberi. Contohnya biasa digunakan pada permen, selai, sirop, minuman, dekorasi bakery, sereal, jeli, puding, yoghurt, dan keju. Karmoisin tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan, karena beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan efek negatif dari karmoisin. Studi yang dilakukan menyimpulkan bahwa pewarna makanan seperti karmoisin dapat memberikan pengaruh negatif dan mengubah beberapa penanda biokima pada organ-organ penting seperti hati dan ginjal, baik pada dosisi tinggi maupun rendah, lebih jauh lagi karmoisin dapat memberikan efek yang lebih beresiko pada dosis yang lebih tinggi karena dapat menginduksi stress oksidatif melalui pembentukan radikal bebas. Batasan penggunaan yang tidak menimbulkan bahaya jika dikonsumsi manusia yaitu 50 – 300 mg batas PERKABPOM No.37 Tahun 2013 per kg makanan, dan 0 – 4 mg/kg batas ADI per kg berat badan.

Penggunaan pewarna sintetis pada makanan akan membuat konsumen khawatir terhadap aspek keamanan pangan. Untuk menggantikan pewarna sintetis seperti karmoisin digunakan pewarna alami. Pewarna alami dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran, salah satunya adalah dengan memanfaatkan kulit buah naga merah. Kulit buah naga merah berpotensi sebagai pewarna makanan karena mempunyai pigmen antosianin warna merah yang dapat menggantikan pewarna sintetis karmoisin yang memberikan warna merah pada makanan.

Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air ini merupakan penyebab hampir semua warna merah jambu, merah marak, merah, ungu, dan biru dalam daun bunga, daun dan buah pada tumbuhan tinggi. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilisasi atau glikosilasi. Antosianin dapat menggantikan penggunaan pewarna sintetik carmoisin dan amaranth sebagai pewarna merah pada produk pangan. Antosianin dapat digunakan sebagai pewarna alami dalam minuman penyegar, jelli, sirup, kembang gula, kue, produk susu, roti, produk awetan.

Antosianin ini memberikan warna pada bunga, buah, dan daun tumbuhan
hijau, dan banyak digunakan sebagai pewarna alami pada berbagai produk pangan. Fungsi antosianin sebagai antioksidan yang mampu melawan radikal bebas di dalam tubuh sehingga dapat mencegah terjadinya aterosklerosis, penyakit penyumbatan pembuluh darah. Antosianin bekerja menghambat proses aterogenesis dengan mengoksidasi lemak jahat dalam tubuh. Selain itu, antosianin juga merelaksasi pembuluh darah untuk mencegah aterosklerosis dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Berbagai manfaat positif dari antosianin untuk kesehatan manusia adalah untuk melindungi lambung dari kerusakan, menghambat sel tumor, meningkatkan kemampuan penglihatan mata, serta berfungsi sebagai senyawa anti-inflamasi yang melindungi otak dari kerusakan. Selain itu, beberapa studi juga menyebutkan bahwa senyawa tersebut mampu mencegah obesitas dan diabetes, meningkatkan kemampuan memori otak dan mencegah penyakit neurologis, serta menangkal radikal bebas dalam tubuh. Menyadari pentingnya pewarnaan pada makanan, maka disarankan agar konsumen lebih memilih pewarna alami dari pada pewarna sintetik. Mengapa ? Zat pewarna alami ini lebih aman digunakan dari pada zat pewarna sintetis.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *