Gema Mitra – Kab. Tasik
Selasa (16/07/2019) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Dadan Wardana, S.IP, MM. disertai Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dinas Pendidikan Kab. Tasikmalaya, H. Opan Sopian, SPd, MPd mengunjungi Sekolah Dasar Negeri Cikadongdong Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya untuk meninjau laporan dari Kepala Sekolah SDN tersebut mengenai kurangnya ruang kelas untuk belajar para siswa.
“Setelah saya lihat, pada prinsipnya memang kegiatan belajar-mengajar tidak terganggu. Masih seperti biasa. Sebenarnya ini bukan kekurangan ruang kelas untuk belajar para siswa, melainkan ruang kelas yang tersedia dijadikan ruang kantor untuk aktifitas para guru,” terangnya.
Kadisdikbud Kabupaten Tasikmalaya juga menjelaskan bahwa ada masalah lain yang membuat sekolah tersebut menjadi kekurangan kelas.
“Kalau melihat lahan, barangkali ini juga salah satu penyebabnya. Bisa kita lihat, di sini lahan memang ada tapi ukuran luasnya kurang dari 8×7 meter yang mana itu adalah persyaratan lahan yang harus ada jika ingin mendapat bantuan dari pemerintah,” tambahnya.
Eti Kurniasih, S.Pd mengatakan bahwa betapa menggembirakannya kedatangan Kadis dan Kabid ke sekolah yang dikepalainya. Dirinya berharap ada solusi yang tepat dari Kadis dan Kabid supaya dapt jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi oleh SDN Cikadongdong tersebut.
“Syukur Alhamdulilah saya ucapkan, dan saya sangat berterima kasih sekali pada Pak Kadis dan Pak Kabid yang telah meninjau sekolah ini. Karena memang benar kami berharap ada penambahan ruang kelas agar anak-anak tidak belajar di lantai,” katanya.
Sementara itu, Kadis Kabupaten Tasikmalaya menerangkan bahwa jikapun pemerintah tidak bisa membantu, akan diusahakan untuk mencari bantuan dari pihak lain.
“Untuk bantuan tentu saja diusahakan secepatnya. Tapi itu kan tidak instan, ada proses-proses tertentu yang harus dilewati,” jelas Kadis.
Menanggapi sedikitnya siswa yang masuk pada ajaran baru 2019-2020 yang pada pemberitaan sebelumnya disebutkan ada tujuh siswa dan kini menjadi sebelas siswa, Kadis menegaskan bahwa itu tidak masalah walaupun kurang dari seharusnya yaitu minimal 28 siswa.
“Sebenarnya ada sisi positifnya untuk para siswa, karena guru akan lebih fokus mengajar. Istilah Sundanyamah kageroh,” imbuhnya.
Kadis juga berpendapat bahwa kurangnya siswa ini disebabkan oleh jarak ke sekolah yang zonasinya di Kota lebih dekat, jadi untuk mengurangi risiko bahaya karena harus menyebrang jalan misalnya, maka mereka lebih memilih sekolah ke sekolah yang lebih dekat walaupun zonasinya masuk ke wilayah Kota.
“Untuk perihal bantuan pembangunan ruang kelas baru, kita berdoa saja semoga disegerakan dan dimudahkan prosesnya,” tutupnya. (Akoh/Elhida)***