Gema Mitra – Kota Tasik
Perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah jatuh pada hari ini. Bertepatan dengan hari Rabu 5 Juni 2019. Selama bulan Ramadan seluruh umat muslim berlomba dengan amalan-amalan seperti tadarus Quran dan memperbanyak doa-doa serta memaksimalkan waktu mereka dengan berzikir. Umat muslim berpuasa satu bulan lamanya, karena berpuasa mengajarkan mereka arti kegigihan dan toleransi yang sesungguhnya serta berempati terhadap orang-orang yang kurang mampu dan membutuhkan. Pada akhir bulan, umat muslim diberi imbalan perayaan Idul Firi. Sebagai catatan yang sangat penting, dilarang berpuasa di hari Id.
Perayaan setiap daerah berbeda-beda karena biasanya telah dipengaruhi tradisinya masing-masing. Muslim di seluruh dunia memulai perayaaan idul Fitri dengan melaksanakan sholat Id. Setelah sholat Id, mereka saling mengucapkan selamat dengan ucapan Id masing-masing, ucapan selamat hari raya Idul Fitri, dengan rangkulan formal, Kemudian, hidangan manis, ketupat dan opor kebanyakan dibuat dalam rumah umat muslim dan dimakan dengan penuh kebahagiaan.
Hari tersebut dihabiskan bersama teman dan keluarga, mereka berkumpul untuk menikmati hidangan dan berbagi hadiah Id (hadiah diberikan kepada anak-anak ketika Id, biasanya berupa uang). Semua orang mengenakan baju baru ataupun baju terbaik mereka pada kesempatan spesial ini, karena setiap orang ingin menunjukan penampilan terbaik mereka. Perayaan ini merupakan perayaan kebersamaan dan kebahagiaan. Oleh karenanya, Idul Fitri ini dianggap sebagai sebuah kesempatan besar untuk bersukacita. Pada intinya, umat muslim merayakan rasa bersyukurnya atas rahmat Alloh SWT.
Seperti halnya di lingkungan DKM Al-Mukhtariyah Rancamacan, moment Idul Fitri terasa sangat bermakna dan sakral. Hal itu dikarenakan setelah selesai pelaksanaan sholat Idul Fitri yang dipimpin oleh Ustaz Dadan Supyana S.Pd.I sebagai imam, dilanjutkan dengan khutbah dan acara tahlilan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mukhtariyah Ustaz Bubung Nizar, S.Pd.I. Acara tahlilan yang dirangkaiakan dengan Idul Fitri merupakan tradisi tahunan. Para jemaah diajak berdoa, mendoakan orang tua, sanak keluarga dan para orang terkasih yang sudah mendahului kita menghadap Allah SWT. Isak tangis mewarnai acara tersebut, mereka berdoa dengan khusuk. Setelah selesai acara tahlilan dilanjutkan dengan mushofahah saling maaf memaafkan.
“Tradisi tahlilan yang dirangkaikan dengan moment Idul Fitri sudah menjadi kebiasaan tahunan yang terus menerut dilaksanakan. Hal ini diharapkan bisa menjadi kesempatan baik untuk mendoakan orang tua kita, saudara kita dan para orang terkasih (Almarhum/Almarhumah) yang telah mendahului kita menghadap Allah SWT”, ungkap Ustaz Bubung.
Lebih lanjut diakatakan, moment Idul Fitri ini diharapkan semakin tumbuh rasa persaudaraan karena persaudaraan merupakan hal esensial yang harus kembali dibangun. “Saya berpesan agar segala permasalahan yang ada, harus ditabayyun-kan, verifikasi. Jika tidak, itu akan mewariskan permasalahn dalam kehidupan ke depan. Semoga amal ibadah Ramadan kita diterima oleh Allah SWT”, pungkas Ustaz Bubung. (Red GM)***