Penulis: Sugiarti, S. Pd. (Guru SDN Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya)
Pembelajaran matematika saat ini diharapkan dapat memberikan kemampuan dalam menghadapi perubahan-perubahan dan masalah dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu guru hendaknya memiliki pemahman mengenai analisa cara menyajikan pembelajaran yang bermakna yang sesuai dengan kebutuhan siswadan memberikan kepercayaan pada anak didik untuk mengembangkan potensinya.
Kemampuan guru untuk membuat pembelajaran matematika yang lebih menarik dan menyenangkan dapat dilakukan dengan metode pembelajaran yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik. Dalam melaksanakan pembelajaran guru dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajarana melalui metode yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik. Tentu saja Metode pemilihan metode yang sesuai dengan materi merupakan salah satu kompetensi yang harus dilakukan guru.
Guru sebagai pelaku utama yang berinteraksi langsung dalam pembelajaran dengan siswasangat menentukan proses pencapaian hasil belajar peserta didiknya. Pada proses pembelajaran guru harus dapat memanfaatkan faktor pendukung proses pembelajaran secara maksimal atau meskipun kadang guru menemui hambatan dan permasalahan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Kenyataan dewasa ini ditemukan permasalahan yang berkaitan dengan hasil belajar peserta didik, maka guru harus mampu mengambil solusi untuk mengatasi hambatan atau permasalahan yang muncul. Salah satu hambatan yang ada pada pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Dasar (SD) yakni masih rendahnya pemahaman konsep tentang menjumlah bilangan cacah dengan cara bersusun panjang.
Menurut Gagne (Suherman, 2000 : 35) bahwa dalam belajar matematika ada dua objek yang dapat diperoleh siswa yaitu objek langsung dan tak langsung. Objek langsung yaitu siswa diajak ke dalam materi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari serta diperoleh dengan penemuan sendiri sehingga pengetahuan yang didapat lebih permanen dan bermakna. Sedangkan objek tak langsung yaitu siswa mempelajari materi dari buku paket atau media-media lainnya seperti televisi.
Metode demonstrasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran (Djamarah, 2000 : 67). Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah : (a) perhatian siswa dapat lebih dipusatkan; (b) proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari; (c) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Darajat, 1985 : 127).
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah, 2000 : 35).
Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung.
Penggunaan metode demonstrasi sangat menunjang proses interaksi mengajar belajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh ialah : dengan demonstrasi perhatian siswa dapat berpusat pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh konkret. Sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama dalam jiwanya.Akibat selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.Jadi dengan demonstrasi itu siswa dapat partisipasi aktif, dan memperoleh pengalaman langsung, serta dapat mengembangkan kecakapannya.