Oleh: Deny Kurniawan
Penulis adalah seorang guru di SDN Leuwikidang
Kegiatan belajar mengajar guru di kelas tidak bisa terlepas dari Permendikbud No. 22 tahun 2016 yang memberikan aturan berkenaan dengan proses pembelajaran di kelas secara menyenangkan, inspiratif, dan memotivasi peserta didik sesuai dengan bakat serta minat yang ada dalam diri peserta didik. Tantangan dalam pelaksanaan kegiatan mengajar di kelas selalu saja muncul setiap waktu di luar dugaan kita sebagai guru. Sehingga seorang guru harus mampu memahami berbagai macam strategi belajar di kelas. Termasuk didalamnya pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving atau dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis masalah. Problem solving adalah usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu mudah segera dapat dicapai. (Polya.1973:222) Bagi saya pembelajaran berbasis masalah sangatlah menantang untuk diterapakan dalam mengasah kemampuan numerasi peserta didik. Walaupun pada dasarnya tidak semua materi bisa menerapkan pembelajaran berbasis masalah.
Berdasarkan surat edaran Dinas Pendidikan kota Tasikmalaya nomor : 800/1614/Set.Disdik tentang pemberitahuan pembelajaran tatap muka 100% di masa pandemi Covid-19 pada jenjang SMP, SD, dan TK tidaklah mudah untuk melaksanakan pembelajaran berbasis masalah. Salah satunya adalah karena terjadinya learning loss. Peserta didik sudah merasa nyaman belajar dari rumah dengan kondisi yang santai, sehingga kemampuan dan kemauan peserta didik dalam memecahkan masalah terhitung rendah. Sebagian dari mereka bahkan ada yang mengerjakan tugas sekolah dengan bantuan orantuanya, sehingga ketika kembali dihadapkan dengan permasalahan di kelas mereka merasa kesulitan. Pembelajaran berbasis masalah sangat erat kaitannya dengan kemampuan numerasi peserta didik. Permasalahan yang berkaitan dengan numerasi itu terjadi dalam kehidupan sehari-hari peserta didik baik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Misalkan seorang peserta didik rajin membantu ibunya berjualan di pasar sebelum berangkat ke sekolah. Sudah tentu peserta didik tersebut harus mampu mengatur waktu untuk bisa membantu ibu berjualan tanpa harus terlambat datang ke sekolah. Sehingga tanpa disadari peserta didik tersebut sudah memiliki kemampuan numerasi dalam mengatur waktu yang diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah kali ini guru harus ekstra dalam :
- Membimbing peserta didik dalam menganalisis masalah yang telah ditentukan;
- Membimbing peserta didik dalam menyusun rencana pemecahan masalah yang telah dianalisa;
- Membimbing peserta didik untuk melaksanakan rencana pemecahan masalah yang telah ditentukan sebelumnya;
- Membimbing peserta didik untuk meninjau kembali pelaksanaan pemecahan masalah yang telah dilakukan, jika dibutuhkan bisa dilakukan untuk melaksanakan pemecahan masalah dengan menggunakan strategi pemecahan masalah yang berbeda dari sebelumnya.
Setelah beberapa hari pembelajaran tatap muka berlangsung saya mencoba untuk melaksanakan pembelajaran berbasis masalah dikelas pada mata pelajaran matematika materi jaring-jaring bangun ruang dengan kompetensi dasar menjelaskan dan menemukan jaring-jaring bangun ruang sederhana (kubus dan balok). Untuk memberikan kebebasan peserta didik dalam menyelesaikan masalah, guru membagi peserta didik menjadi enam kelompok belajar masing-masing kelompok diberikan satu bangun ruang kubus berbahan kertas. Setiap kelompok harus bisa mengupas bangun ruang kubus dengan panjang sisi yang sama panjang. Dan ternyata memang benar tidak semua kelompok mampu untuk memulai mengupas bangun kubus dengan benar. Hanya ada satu kelompok yang mampu memulai mengupas kubus tersebut dengan benar yaitu kelompok jumat. Sehingga untuk terus memotivasi dan menginspirasi kelompok lain agar bisa menyelesaikan permasalahan yang diberikan, untuk itu kelompok jumat yang sudah benar dalam memulai mengupas bangun ruang kubus diminta oleh guru untuk mendemonstrasikan di depan kelas. Hal ini juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dari anggota kelompok jumat.
Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran diatas disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah tidak dapat hanya dilakukan dengan sekali pembelajaran saja. Dibutuhkan kemampuan guru untuk menciptakan inovasi pembelajaran, agar peserta didik memiliki kreativitas memecahkan sebuah permasalahan sehingga meningkatkan kemampuan numerasinya dalam kehidupan sehari-hari.***