Potensi Pemanfaatan Ampas Buah Mangga Menjadi Produk Fruit Leather

Penulis: Isad Reyhan Wasono (Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Padjajaran) 

Mangga adalah salah satu buah yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia. Biasanya buah mangga dimakan langsung, dibuat menjadi jus, atau diolah menjadi produk tertentu seperti contohnya asinan, manisan kering atau basah, dan sari buah mangga. Pembuatan sari buah mangga yaitu dengan cara memisahkan sari buah dan ampas buah mangga. Ampas buah mangga yang telah diambil sarinya inilah yang seringkali pemanfaatannya belum maksimal. Padahal ampas mangga dapat berpotensi dijadikan produk juga karena kandungan seratnya dan vitamin didalamnya masih dikatakan cukup tinggi.

Read More

Salah satu produk yang bisa dibuat dari bahan baku ampas mangga adalah fruit leather. Fruit leather adalah salah satu produk manisan kering yang sehat karena berbahan alami, kaya akan vitamin, dan dapat dijadikan alternatif pangan olahan yang dapat dibuat dari buah-buahan, sayuran, maupun tanaman bunga. Produk fruit leather membutuhkan bahan baku yang memiliki serat yang cukup demi membentuk tekstur yang diharapkan, maka dari itu ampas buah mangga sangatlah cocok untuk menjadi bahan baku pembuatan fruit leather.

Fruit leather memiliki keuntungan tertentu yaitu masa simpan yang cukup lama, tidak mengandung zat pewarna sehingga cocok untuk dijadikan cemilan, dan mempunyai anekaragam bentuk dan warna serta nutrisi yang terkandung didalamnya tidak banyak berubah.

Proses pembuatan fruit leather dimulai dari mempersiapkan ampas mangga yang telah diambil sarinya, kemudian ditambahkan gula sesuai selera, hidrokoloid, dan asam sitrat lalu dimasak sebentar untuk mempermudah pencampuran bahan. Lalu setelah homogen seluruhnya, adonan fruit leather dicetak ke tray kemudian dioven selama 18-24 jam sampai kering. Setelah kering, fruit leather yang telah kering diangkat dari oven kemudian dipotong dengan ukuran sesuai selera, dan fruit leather siap dikemas atau langsung dikonsumsi.

Fruit leather sendiri belum cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia, padahal proses pembuatannya sangat mudah, dapat tahan hingga 12 bulan dalam keadaan penyimpanan yang baik, dan biaya produksi, penanganan, serta penyimpanan relatif murah karena produk fruit leather berbobot ringan.***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *