Tasikmalaya — Gemamitra.com | Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Tasikmalaya pada Sabtu dini hari, 17 Mei 2025, sekitar pukul 02.00 WIB, menyebabkan ambruknya ruang kantor SDN Leuwikidang di Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Bungursari. Plafon dan atap bangunan mengalami kerusakan parah akibat struktur kayu yang lapuk dan tidak layak pakai.
Kepala SDN Leuwikidang, Nur Bariyah, S.Pd., yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) sejak 2 Februari 2025, mengungkapkan bahwa permohonan rehabilitasi bangunan telah diajukan sejak lama oleh kepala sekolah sebelumnya. Namun hingga kini belum ada tindak lanjut dari pihak terkait.
“Bangunan ini sudah diajukan untuk direhab sejak lama, tapi sampai sekarang belum ada realisasi. Padahal ruang guru ini sering digunakan untuk berbagai kegiatan siswa, seperti latihan senam dan belajar karawitan,” ujar Nur Bariyah.
SDN Leuwikidang saat ini memiliki 285 siswa dan 11 guru, terdiri dari 7 Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 4 guru honorer. Dengan 10 rombongan belajar (rombel), keterbatasan sarana menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah. Ruang kantor yang ambruk kini tergolong rusak berat, sementara satu ruangan lain mengalami kerusakan sedang.
Akibat kejadian ini, proses belajar mengajar terganggu. Beberapa kelas terpaksa digabung dalam satu ruangan karena keterbatasan tempat.
“Dua rombel terpaksa digabung dalam satu ruangan. Ini jelas tidak representatif untuk kegiatan belajar mengajar,” tambah Nur Bariyah.
Pihak sekolah berharap pemerintah segera turun tangan untuk melakukan rehabilitasi, agar kegiatan belajar mengajar bisa kembali berjalan normal dan nyaman.
Sementara itu, Deny Kurniawan, guru kelas V, menjelaskan bahwa ruang kantor yang ambruk berada dalam satu bangunan dengan ruang kelas. Namun karena ruang kelas telah direhabilitasi lebih dahulu, bagian atap kantor menjadi terbuka dan akhirnya bocor, yang memicu kerusakan lebih lanjut.
“Untuk menghindari kerusakan dokumen penting, ruang kantor sementara dipindahkan ke ruang perpustakaan. Padahal ruang tersebut juga sering digunakan untuk latihan lomba, ujian praktik, dan kegiatan pembelajaran lainnya,” jelas Deny.
Pihak sekolah kini menanti perhatian dan tindakan nyata dari pemerintah agar sarana pendidikan di SDN Leuwikidang kembali layak dan aman digunakan. (Pakesit)***