Bismillahirrahmanirrahim…
Assalamualaikum… Kasadaya sadulur Sa-alam dunya mamanawian aya maksad kanggo ngadonasikeun sabagian tina harta nu parantos d titipkn ku gusti anu maha welas tur maha asih kanggo santunan anak yatim berprestasi anu jumlahna 4 jalmi.
In sha Allah amanah anu pemberian santunana di ladosan pas malem acara Nuzulul Qur’an
Pamugi gumbira aranjeuna tiasa ngalandongan jeung nambah tentrem manah urang sadayana. Amin allahumma amin.
Cuplikan di atas adalah penggalan ajakan kepada para donatur untuk ikut berpartisipasi dalam rangka acara Santunan Peduli Anak Yatim Piatu dan Kaum Dhuafa yang sengaja penulis dan panitia Pesantren Ramadan gagas semenjak buku panduan Pesantren Ramadan berhasil dirampungkan.
Namun, kesepakatan panitia, acara santunan ini akan kami buka dan gali lebih dalam melalui jalan musyawarah panitia setelah 10 hari bulan Ramadan berlangsung. Benar saja Allah yang maha Kaya segalanya mendengarkan rintihan doa kami semua, bahwanya menjelang 10 hari Ramadan kami panitia beserta relawan berusaha mengonsep sedemikian rupa untuk acara ini bisa diselengarakan. Dengan berbagai pertimbangan dan melalui dua kali revisi pola serta terus menerus berkonsultasi meminta pandangan dan dorongan dengan pihak DKM, akhirnya kesepakatan pelaksanaan santunan dikaitkan dengan acara Nuzulul Quran, tepatnya pada Hari Rabu, 17 Ramadan 1440 H atau 22 Mei 2019.
Sarana yang kami pakai untuk mengajak para donaturpun kami Sebar lewat jejaring sosial di luar Lingkungan Perum Bukit Indihiang Permai. Sengaja kami sebar di luar lingkungan dengan mempertimbangkan factor ekonomis dan fisikologis warga. Mengingat banyak deretan acara yang akan dihadapi dan memfokuskan pada acara besar yang akan dihadapi.
Ide sederhana ini muncul saking maraknya setiap bulan Ramadan datang bagi-bagi takjil gratis di pinggir jalan, orang seolah peduli dengan yang lain yang belum tentu dikenal atau tidaknya. Kami pandang itu memang niat dan usaha bagus untuk berbagi. Namun jika ditanya tepat atau tidaknya? Atau sudahkah kita berbagi ditempat tinggal kita sendiri? Ini yang harus diuji dan terus dikembangkan kebenarannya. Dan ini latar belakang yang memicu penulis dan panitia menggagas ide santunan ini. kita hanya menginginkan, mengajak dan memfasilitasi kepada seluruh warga bahwa di tempat kita tinggal kita masih ada yang membutuhkan sentuhan kebaikan kita, kita ada bersama mereka. Tertawa mereka adalah tertawanya kita, dan sedih mereka adalah sedih kita semua.
Setiap anak tidak bisa memilih dilahirkan sesuai permintaanya. Tidak ada yang bisa meminta untuk dilahirkan dengan kondisi orang tua lengkap atau justru tanpa orang tua. Semua sudah ditakdirkan oleh Allah. Pun demikian dengan anak yatim piatu. Maka latar belakang yang selanjutnya yang kami rasa ingin lebih mengasahnya sembari mengingatkannya lagi terhadap diri dan yang lain bahwa posisi Anak yatim piatu mendapat keistimewaan yang lebih dalam Islam. Betapa banyak kebaikan yang dijanjikan Allah SWT untuk kita di hari kemudian dan juga ketenangan dalam hidup yang luar biasa kita rasakan jika kita menyantuni anak yatim piatu dengan baik, di antaranya: Bersama Dengan Rasulullah di Surga, Melunakkan Hati Keras Manusia, Terpenuhi Kebutuhan Hidup, Mempertebal Iman dan Taqwa, Memperoleh Perlindungan di Hari Kiamat, Mendapat Pahala Setara Dengan Jihad, Membawa Berkah ke Dalam Rumah, Perbaikan Urusan Akhirat dan Dunia, Menyucikan Jiwa, Sumber Cinta Allah dan Sesama, Menanamkan Sikap Istiqamah, Menumbuhkan Sifat Murah Hati, Menunaikan Hak Sesama Muslim, Menunaikan Hak Kerabat dan Keluarga, Menjauhkan Dari Sikap Kikir.
Penulis dan panitia sadar betul ini adalah jilid pertama dalam melangkah secara kolektif, maka kami berkaca diri serta disesuaikan dengan situasi dan kondisinya maka targetan kita untuk menyantuni awal mulanya hanya untuk 4 orang anak yatim piatu saja. Namun, takdir berkata lain, seolah angin surga yang memicu adrenalin untuk terus merangsak bahwa bukan 4 orang yang harus mendapat santunan tapi lebih. Benar saja, dalam waktu dua setengah hari uang yang terkumpul sudah mencapai Rp. 3.250.000,- di luar prediksi panitia dan yang mendapatkan santunanpun menjadi 9 orang.
Sampai waktunya tiba pelaksanaan santunan dan pada saat munculnya tulisan ini, Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar seolah dimudahkan. Kami panitia hanya berucap syukur Alhamdulillah. Semoga apa yang menjadi harapan penulis, panitia, relawan, donatur, dan seluruh warga yang ada di lingkungan Perum Bukit Indihiang Permai terkabul bahwa dengan melaksanakan santunan dan peduli anak yatim piatu serta dhuafa ini, maka kita akan menjadi manusia yang jauh lebih baik dan lebih bermanfaat untuk orang lain. Mendapatkan keutamaan besar yang sudah dijanjikan oleh Allah yang maha pemurah, dan semakin terbiasa peduli kepada mereka. Harapan, semakin sering kita menyantuni anak yatim maka semakin sering pula Allah memberikan pahala, kebaikan, kebahagiaan, serta kenyamanan hidup di setiap aktifitas-aktifitas yang kita lakukan di dunia.
Semoga.
Oleh: Budiman