Diduga Takut Divaksin Covid, Siswa SDN 3 Sukamenak Purbaratu Mendadak Sepi

Kota.Tasikmalaya.gemamitra.com | Awal Vaksinasi Covid untuk usia 6-11 Tahun yang digelar dibeberapa Sekolah Dasar di Kota Tasikmalaya tergolong sukses.

Sebagaian besar para orang tua mengijinkan anaknya untuk mengikuti vaksinasi. Mereka berbondong-bondong mengantar anaknya untuk mendapatkan vaksinasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Read More

Namun, tiba giliran di SDN 3 Sukamenak Kecamatan Purbaratu yang dijadwalkan hari Senin 24 Januari 2022, mendadak sepi hanya 20% saja yang hadir.

“Tercatat dari 225 orang siswa, 210 orang yang diijinkan orang tua, yang datang hanya 47 orang. 5 orang hasil Skrining tidak diijinkan. Jadi hanya 42 orang saja yang di Vaksin Covid,” ungkap Kepala SDN 3 Sukamenak Entin Setiawati, S.Pd. kepada gemamitra.com, Senin 24/01/2022.

Dia menyebut, hal itu, diduga akibat kejadian yang menimpa salah seorang siswa SDN 5 Sukamenak meninggal dunia setelah dua hari di Vaksin Covid yang lokasinya tak jauh dari SDN 3 Sukamenak.

“Padahal, sebelumnya hampir seluruh siswa dilihat berdasarkan surat ijin orang tua, akan ikut mengikuti Vaksinasi,” terang Entin.

Lebih lanjut dikatakan, pihak sekolah tugasnya hanya menyediakan tempat dan siswa. Sebelumnya kami juga melakukan sosialisasi terhadap orang tua siswa yang melibatkan Puskesmas, Kepolisian dan semua unsur terkait lainnya.

“Diharapkan situasi segara kembali normal, pembelajaran tatap muka bisa berjalan seperti biasanya dengan situasi aman, nyaman dan kondusif demi terciptanya pendidikan yang lebih baik,” harap Entin.

Kepala Puskesmas Purbaratu H. Abdul Basit S.Kep., Ners, didampingi Kepala Subsektor Polsek Purbararu Sandy mengatakan, bahwa pada kesempatan ini pihaknya menerjunkan tenaga kesehatan sebanyak satu tim terdiri dari 10 orang dengan tugasnya masing-masing.

Untuk wilayah Kecamatan Purbaratu, kata Sandy, tercatat ada 20 sekolah tingkat SD dan MI dan kami terus melakukan sosialisasi.

“Semoga Vaksinasi tahap dua di SDN 3 Sukamenak pada tanggal 21 Februari mendatang bisa maksimal dan tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan,” harap Sandy.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat yang dilansir dari berita online, mengatakan bahwa kejadian meninggalnya siswa, bukan merupakan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) murni. Melainkan sebuah kasus yang tergolong KIPI koinsiden.

“Bukan KIPI murni, tapi dalam istilah medis dinamakan KIPI koinsiden. Jadi ini adalah KIPI yang terjadi karena ada penyakit yang mendasarinya,” kata Uus, Senin (17/1) malam.

Dia menambahkan KIPI koinsiden ini berarti fatalitas atau penyebab utama kematian bukan karena imunisasi atau vaksinasi yang diterima oleh pasien. “Jadi fatalitasnya belum bisa dipastikan karena imunisasi,” kata Uus.

Setelah kejadian kami menggelar rapat dengan tim dokter. Tim KIPI, dokter anak, dokter ICU dan lainnya,” kata Uus.

Mereka menyimpulkan bahwa kejadian ini adalah kasus Expanded Dengue Syndrome (EDS), sebuah penyakit yang disebabkan infeksi virus dengue. “Fatalitas disebabkan oleh expanded dengue,” kata Uus.

Dia mengatakan konklusi medis itu diambil atau disimpulkan merujuk kepada hasil tes demam berdarah NS1 yang menunjukkan hasil positif. “Hasil NS1 ini menjadi bukti yang tak bisa disanggah bahwa korban terjangkit virus dengue,” kata Uus.

Hasil pemeriksaan lain yang menunjang pendapat medis itu adalah hasil pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase). “SGOT dan SGPT di anak ini 1.000. Artinya terjadi kegagalan liver akut,” kata Uus.

Terkait mengapa saat mendapatkan vaksinasi anak itu terlihat baik-baik saja, Uus menduga saat itu tubuh anak dalam masa inkubasi infeksi virus dengue, sehingga belum menunjukan atau merasakan gejala gangguan kesehatan.

“Intinya kami berharap masyarakat bisa memahami, bahwa kasus ini bukan KIPI murni. Penyebab fatalitasnya bukan akibat vaksinasi. Jangan takut untuk divaksinasi,” kata Uus.***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *