Penulis: Lia Meilani, S. Pd. (Guru SDN Nyantong Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya)
Sekolah memiliki pengaruh yang besar terhadap penanaman nilai- nilai karakter dan peningkatan pengetahuan siswa. Tentu dalam prosesnya apabila sekolah salah dalam melaksanakan penanaman nilai–nilai karakter dan pengetahuan siswa yang masih rendah, pasti akan menimbulkan efek buruk bagi siswa. Namun apabila sekolah berhasil menanamkan nilai– nilai karakter dan pengetahuan siswa dengan baik, tentunya akan berdampak pada karakter dan kepribadian yang dimiliki siswa salah satunnya adalah nilai pengetahuan tinggi.
Namun di era sekarang ini generasi bangsa semakin sedikit yang berkarakter. Hal ini dibuktikan kebanyakan anak lebih suka dengan lagu pop atau dangdut yang sering hadir di layar kaca, atau media sosial. Nilai-nilai karakter yang ada pada siswa, dipengaruhi perkembangan situasi dan kondisi lingkungan serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan tersebut membawa pengaruh positif dan negatif bagi siswa.
Guru sebagai pendidik, tentu saja sudah memahami fenomena ini, dan guru pun sudah paham dengan tugasnya dalam menghadapi situasi ini, seperti yang diungkapkan oleh H.A.R Tilaar (2007: 144-145), bahwa paradigma baru pendidikan Indonesia adalah Pendidikan diarahkan untuk mengembangkan tingkah laku yang menjawab tantangan internal dan global, dan pendidikan harus mampu meng-Indonesiakan masyarakat Indonesia sehingga setiap insan Indonesia merasa banggsa menjadi warga Negara Indonesia.
Satu satu upaya menanamkan rasa cinta tanah air, sekaligus membentuk karakter siswa adalah dengan membiasakan menyanyikan lagu najib nasional, Lagu kebangsaan atau lagu perjuangan yang diciptakan untuk memberikan motivasi, semangat perjuangan, patriotisme, nasionalisme, dan rasa cinta tanah air kepada orang yang menyayikan dan mendengarkan.
Lagu-lagu wajib nsional biasanya memiliki keterkaitan dengan suatu peristiwa penting perjuangan Bangsa Indonesua, misalnya Lagu Hari Kemerdekaan yang tercipta dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, lagu Halo-Halo Bandung yang tercipta karena adanya persitiwa Bandung Lautan Api.
Pengaalaman penulis, lirik-lirik lagu perjuangan tersebut dijadikan sebagai motivasi siswa untuk belajar, penulis melakukan pembiasaan untuk menyanyikan lagu wajib nasional ketika terlihat siswa mulai kurang fokus pada pembelajaran, kebiasaan menyanyikan lagu perjuangan tersebut, tidak ditentukan waktunyta, tetapi dapat situasional dilakukan, gunanya untuk memberikan motivasi dan menambah semangat belajar.
Guru dan siswa tidak hanya mennyanyikan lagu, tetapi guru menceritakan terntang lirik dan makna lagu tesebut, kemudian guru menghubungkan dengan situasi saat ini, utamanya situasi belajar siswa saat itu, guru mengajak siswa untuk sama-sama merenungkan dan berdisuksi, betapa perjuangan para pahlawan akan sia-sia apabila disikapi dengan “biasa-biasa’ saja. Kebiasaan ini cukup efektif, paling tidak motivasi belajar siswa tergugah untuk kembali semangat belajar.
Tetapi untuk melaksnakan kebiasan ini tidak ujug-ujug, guru perlu mempersiapkan dari rumah lagu perjuangan yang akan dipilih, guru juga menyusun sejarah tercipoatanya lagu tersebut. Intinya kebiasaan tersebut dibuat skenarionya sehingga ketika disampaikan kepada anak, benar-benar menggungah dan memotivasi siswa untuk belajar.***