(Oleh : Kendra Rodiyansah, S.Pd.)
Pembelajaran yang ideal itu mampu menyesuaikan dengan kemajuan zaman saat ini, karena logikanya siswa yang mengikuti pembelajaran sekarang, merupakan siswa saat ini bukan siswa zaman dahulu. Oleh karena itu pola interaksi guru dengan siswa yang dikemas dalam sebuah pembelajaran harus benar-benar terkini. Saat ini, kemajuan teknologi sudah tidak dapat ditolak maupun ditinggalkan begitu saja. Perlu pemikiran terbuka dan bijaksana dalam menghadapi tantangan berat di era digital ini. Kaitannya dalam pembelajaran, pemikiran guru yang terbuka, kreatif, inovatif dan cerdas dalam memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kepentingan pembelajaran sangatlah diperlukan. Guru yang kreatif dan berani keluar dari zona nyaman pola pembelajaran konvensional pada umumnya sangat dinanti-nanti di era milenial ini.
Kemajuan teknologi dewasa ini harus dimanfaatkan dengan baik dalam pembelajaran, karena siswa milenial menginginkan sesuatu yang memang ter-update dalam segala bidang. Guru kreatif, inovatif dan cerdas akan memenuhi keinginan siswa milenial tersebut secara bijaksana dan penuh dengan kejutan dalam artian tetap tidak keluar dari norma dan adat istiadat serta jati diri bangsa kita. Dalam memuaskan hasrat siswa milenial tersebut, guru hendaknya menggunakan pola pembelajaran yang memanfaatkan hasil dari kemajuan teknologi itu sendiri sehingga digitalisasi pendidikan pun akan tercapai. Salah satu cara untuk merealisasikan hal tersebut, khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, Guru bisa memanfaatkan aplikasi WhatsApp dalam membantu siswa membuat sebuah kalimat terbuka dan bermakna. Mengapa harus WhatsApp?, hal ini diputuskan dengan berbagai pertimbangan, salah satunya kemudahan dalam mengakses aplikasi tersebut, fitur yang tersedia dan aplikasi tersebut support digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya aspek menulis kalimat terbuka dan bermakna.
WhatsApp itu sendiri merupakan aplikasi pesan instan untuk smartphone, yang kegunaanya hampir sama dengan SMS, akan tetapi berbeda dalam penggunaan pulsanya, jika WhatsApp menggunakan data internet, sedangkan SMS menggunakan pulsa. Fitur WhatsApp sangat banyak sekali, salah satu yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya aspek membuat kalimat terbuka dan bermakna adalah fitur mengirim pesan teks. Fitur tersebut bisa dimanfaatkan dengan maksimal jika guru benar-benar membuat skenario pembelajaran yang handal dalam memanfaatkan aplikasi tersebut.
Langkah dalam memanfaatkan aplikasi WhatsApp dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yakni, 1) guru itu sendiri harus benar-benar mahir dalam menggunakan aplikasi tersebut; 2) setelah itu hendaknya guru membuat kelas sosial melalui grup WhatsApp yang anggotanya siswa-siswi kelas yang diampu; 3) setelah grup terbentuk, guru mulai merangsang siswa dengan pertanyaan klasikal melalui grup WhatsApp, sehingga dengan sendirinya siswa akan menjawab pertanyaan guru melalui pesan teks grup WhatsApp; 4) setelah tercipta interaksi yang hangat dan komunikatif, guru bisa mengarahkan pembicaraan menjadi pembelajaran yang merujuk siswa agar mengirim teks berupa kalimat terbuka dan bermakna, dan hal ini tinggal di setting oleh guru melalui umpan balik pertanyaan yang jawabannya berupa kalimat terbuka dan bermakna. Jika seandainya dalam praktiknya masih banyak jawaban siswa yang kurang ideal dalam artian masih kurang jelas secara makna atapun kaidah bahasa, guru bisa mengoreksi hal itu dengan membuka forum diskusi dalam grup WhatsApp tersebut; 5) Guru memberikan penguatan dan review pembelajaran yang berlangsung melalui grup WhatsApp tersebut dengan meminta siswa menuliskan kalimat yang tadi ditulis di grup dipindahkan ke dalam buku catatan siswa.
Beberapa manfaat yang diperoleh dari pembelajaran dengan menggunakan aplikasi WhatsApp seperti diuraikan di atas yakni, 1) motivasi siswa lebih meningkat karena pembelajaran menggunakan smartphone; 2) Ide / gagasan yang diungkapkan oleh siswa dalam membuat kalimat terbuka dan bermakna menjadi lebih muncul dan berani diungkapkan, berbeda ketika siswa diminta menulis kalimat bermakna tersebut dalam buku; 3) Pembelajaran tidak dibatasi oleh ruang kelas, karena melalui grup WhatsApp justru komunikasi lebih hangat dan bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar aspek membuat kalimat terbuka dan bermakna bisa dikatakan lebih mudah terserap oleh siswa, dibandingkan hanya dengan pola konvensional (siswa disuruh membuat kalimat kemudian ditulis di buku).
Kemajuan teknologi memang harus benar-benar dimanfaatkan secara positif, apalagi dalam dunia pendidikan. sudah sepantasnya guru yang memiliki peran penting dalam pendidikan mau berinovasi dan berkreasi serta berkolaborasi dengan kemajuan teknologi tentunya secara bijaksana. Sepintar dan secanggih-canggihnya hasil dari kemajuan teknologi yang dalam hal ini smartphone dengan aplikasi WhatsApp nya tidak akan berarti apa-apa dalam pembelajaran jika tidak dimaksimalkan fungsinya oleh seorang guru. Smartphone dengan aplikasi WhatsApp nya hanya sebuah media, skenario dan action guru lah yang bisa memanfaatkan media tersebut sehingga pembelajaran lebih bermakna dan mudah dipahami oleh siswa. Semoga kita menjadi guru yang terbuka, merdeka dalam berkreasi, pandai memanfaatkan setiap kesempatan untuk hal positif dalam pembelajaran demi meningkatkan kualitas pendidikan ke arah yang lebih baik.
5
0.5