Oleh : Deny Kurniawan (Guru Kelas V SDN Leuwikidang)
Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Profil pelajar Pancasila sangat tepat untuk memulihkan mental peserta didik setelah melewati masa pandemi dan pembelajaran secara daring selama kurang lebih dua tahun. Saat ini kegiatan belajar di sekolah kembali dilakukan secara tatap muka. Rasa senang dan gembira nampak dari semangat peserta didik untuk pergi ke sekolah. Namun akhir-akhir ini kembali marak diberitakan dari berbagai daerah tentang peristiwa yang tidak pantas dilakukan peserta didik. Seperti melakukan tawuran antar pelajar, melakukan perundungan kepada teman sekelasnya, pelecehan seksual, bahkan tindakan kekerasan kepada anak yang dilakukan oleh orang tua.
Sebagai upaya pencegahan tindakan kekerasan anak, tawuran pelajar, tindakan perundungan, pelecehan seksual, dan lainnya, maka dalam kegiatan pembelajaran untuk peserta didik kelas V di SDN Leuwikidang saya tanamkan enam karakter profil pelajar Pancasila. Hal ini saya lakukan atas amanat Undang-undang No. 35 Tahun 2014 Pasal 9 Ayat 1 yang berbunyi “setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat”. Juga dalam Pasal yang sama Ayat 1a yaitu “Setiap Anak berhak mendapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain”.
Upaya yang saya lakukan untuk menyisipkan nilai-nilai karakter dan kompetensi profil pelajar Pancasila dalam kegiatan pembelajaran, dilakukan dengan tujuan untuk dijadikan dasar pemikiran peserta didik agar senantiasa menghargai hak orang lain baik di kelas, sekolah, rumah, maupun di lingkungan masayarakat. Adapun beberapa kegiatan belajar di kelas yang saya bumbui dengan nilai-nilai karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila diantaranya:
- Pada mata pelajaran PPKn tentang hak, kewajiban dan tanggung jawab sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari. Saya memanfaatkan media berbasis digital untuk menstimulasi daya nalar kritis siswa. Saya tayangkan video tentang bagaimana dampak dari sebuah tawuran antar pelajar, tindakan perundungan kepada teman, dan pelecehan seksual. Pada kejadian yang tidak diinginkan tersebut menimbulkan banyak kerugian bahkan ada yang sampai menimbulkan korban jiwa. Dengan seksama peserta didik menyimak video tersebut. Dari situlah peserta didik dituntut untuk kritis terhadap fenomena yang terjadi. Apa yang seharusnya mereka lakukan ketika berada pada situasi tersebut. Mereka harus mampu memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan sampai dengan mengambil keputusan yang tepat dalam menanggapi kejadian tersebut. Dan sebagai guru juga saya memberikan penguatan tentang betapa berbahaya, merugikan, dan menakutkan tindakan kekerasan tersebut.
- Dalam Mata pelajaran matematika, karakter yang dirangsang untuk tumbuh dalam diri peserta didik adalah karakter gotong royong. Dengan terjadinya pandemi terdapat beberapa peserta didik yang terhambat dalam mengembangkan kemampuan dasarnya. Terutama pada mata pelajaran matermatika hampir sebagian peserta didik membutuhkan bimbingan ekstra. Untuk mengatasi hambatan tersebut saya menjadikan beberapa peserta didik untuk menjadi tutor sebaya. Hal ini dilakukan guna memberikan pemahaman konsep dasar numerasi seperti belajar penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Kegiatan tutor sebaya bisa menumbuhkan rasa gotong royong dalam pembelajaran matematika. Sehingga mental peserta didik terbiasa untuk membantu, mengatasi, memberikan solusi dalam kegiatan belajar. Karena suatu hari kelak peserta didik akan berkolaborasi, berbagi, dan peduli di lingkungan yang baru tanpa ragu.
- Peserta didik diberikan sebuah permasalahan untuk ditemukan pemecahan masalahnya pada pembelajaran IPAS dikelas V. Permasalahan klasik yang timbul dalam kehidupan sehari-hari adalah tentang penanganan sampah. Menanggapi permasalahan tersebut muncul gagasan dari peserta didik untuk mengurangi sampah plastik di kelas. Gagasan mereka adalah membiasakan makan atau jajan dengan menggunakan kotak makan dan tumbler. Dari gagasan kreatif ini membuat sampah plastik di kelas berangsur berkurang. Selain itu peserta didik juga secara mandiri harus mencuci sendiri bekas tempat makan dan minum dengan sabun yang sudah disediakan di tempat cuci tangan. Dengan adanya gagasan ini, diharapkan peserta didik kelas V dapat menajdi menjadi pelopor di SDN Leuwikidang dalam mengurangi sampah plastik di lingkungan sekolah. Selain itu jika peserta didik membawa bekal dari rumah sangat memungkinkan sekali untuk makan bersama, bertukar makanan, dan berbagi makanan kepada teman yang tidak membawa bekal. Dimana hal yang mereka lakukan tersebut sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang berakhlak mulia. Peserta didik juga harus bisa menanamkan sikap kebhinekaan dengan peserta didik yang lain dari hal kecil seperti berbagi/bertukar makanan.
Dari berbagai upaya dalam menerapkan karakter dan kompetensi profil pelejar Pancasila tentunya tidak mudah dan secepat membalikan telapak tangan. Perlu keuletan dan ketekunan dari seorang guru. Bahkan dibutuhkan dukungan dari setiap warga sekolah, keluarga, dan lingkungan sekitar untuk menumbuhkan karakter dan kompetensi profil pelajar Pancasila. Upaya tersebut perlu dilakukan guna mencegah terjadinya perilaku menyimpang yang bisa dilakukan peserta didik. Sejati mencegah lebih baik dari pada harus mengobati, karena payung tidak bisa menghentikan hujan. Tetapi payung bisa melindungi kita dari basahnya air hujan.***