Oleh : Otih Sumartini, S.Pd. (Guru Kelas IV SDN 1 Parakannyasag Kota Tasikmalaya)
Kebijakan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi saat ini yakni dengan mengeluarkan Merdeka Belajar, salah satunya dalam hal kurikulum lahir Kurikulum Merdeka. Menurut BNSP, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakulikuler yang beragam, setiap konten belajar akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk menguatkan kompetensi. Kurikulum merdeka mengamanatkan bahwa pembelajaran itu harus mengacu pada bakat dan minat peserta didik. Karakteristik kurikulum merdeka tentu saja perlu dipahami oleh setiap guru di jenjang Sekolah Dasar agar mampu mempersiapkan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum merdeka tersebut. Kurikulum merdeka memiliki karakteristik lebih sederhana dan mendalam, lebih merdeka dan lebih relevan serta interaktif.
Pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila. Project Based Learning itu sendiri diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Model ini lebih menekankan pembelajaran pada aktivitas peserta didik untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Untuk melatih peserta didik agar siap mengikuti pembelajaran dengan kurikulum merdeka, saya selaku guru kelas IV SDN 1 Parakannyasag mencoba merancang pembelajaran dengan model berbasis proyek. Hal ini dimaksudkan agar pada saatnya nanti kurikulum merdeka diberlakukan di SDN 1 Parakannyasag, peserta didik akan lebih terbiasa. Pembelajaran berbasis project yang saya terapkan dalam pembelajaran di kelas IV SDN 1 Parakannyasag lebih fokus ke muatan pembelajaran SBDP dengan muatan materi membuat patung sederhana dari tanah liat. Adapun pembelajaran yang saya terapkan di kelas IV SDN 1 Parakannyasag adalah sebagai berikut :
- Menyampaikan tugas terstruktur tentang pembuatan patung dari tanah liat, lengkap dengan langkah-langkah proses pembuatannya. Sebelumnya peserta didik diajak berkeliling di sekitar lingkungan sekolah untuk mencari ide patung apa yang akan dibuat sesuai karakteristik lingkungan SDN 1 Parakannyasag.
- Membimbing peserta didik untuk menyusun desain patung dengan mempelajari berbagai sumber belajar salah satunya buku bacaan dari perpustakaan, internet dan wawancara dengan warga sekitar sekolah. Perencanaan desain patung ini juga mencakup penentuan alat dan bahan untuk membantu penyelesaiannya.
- Membuat kesepakatan dengan peserta didik terkait jadwal pelaksanaan pembuatan patung tersebut dan batas akhir pengumpulannnya.
- Memeriksa secara berkala tentang perkembangan proyek yang sedang dikerjakan oleh peserta didik sekaligus memeriksa keaktifan peserta didik dalam kelompok ketika mengerjakan proyek tersebut.
- Membimbing peserta didik untuk mempresentasikan produk / patung sekaligus memfasilitasi peserta didik untuk saling berdiskusi seputar materi yang disajikan.
- Melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah disajikan serta memotivasi peserta didik untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Project Based Learning yang diterapkan di kelas IV SDN 1 Parakannyasag, diharapkan mampu menciptakan kebebasan peserta didik dalam belajar, meningkatkan kreativitas dan rasa percaya diri peserta didik serta yang utama adalah menciptakan kondisi yang nyaman bagi peserta didik untuk belajar. Pembelajaran tersebut diharapkan mampu mempersiapkan peserta didik agar terbiasa dengan aktivitas pembelajaran untuk menyambut pemberlakuan kurikulum merdeka di SDN 1 Parakannyasag. Semoga kualitas pembelajaran di kelas IV SDN 1 Parakannyasag lebih meningkat dan pembelajaran lebih dinamis.***