Kota.Tasikmalaya.gemamitra.com | Festival, Lomba dan Rekor Melukis 2022 Payung Geulis Se-Jawa Barat, telah dilangsungkan oleh SMA Negeri 10 Kota Tasikmalaya, bertempat di halaman belakang sekolah tersebut, Sabtu (19/03/2022).
Acara yang melibatkan 2350 Siswa tersebut, tercatat sebagai Rekor MURI sebagai peserta terbanyak dalam Melukis Payung Gulis.
Kepala SMAN 10 Tasikmalaya Dr. H. Yonandi, S.Si, M.T mengatakan bahwa di SMAN 10 Tasikmalaya sudah menerapkab konsep Program Kurikulum PKW yang merupakan layanan pendidikan melalui kursus dan pelatihan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, menumbuhkan sikap mental wirausaha dalam mengelola potensi diri dan lingkungan yang dapat dijadikan bekal untuk berwirausaha.
“Program PKW ini melibatkan bidang rekayasa, Pengolahan, Budidaaya dan Kerajinan,” ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan, untuk bidang kerajinan dititipkan program Payung geulis. Disana diajarkan bagaimana membuat Rangka Payung, dibalut Kain Satin, dan setelah itu diserahkan kepada guru Seni budaya untuk melukis, kemudian digiring ke seni musik untuk menggoyangkan Payung Geulis tersebut.
“Tadi sudah ada pertunjukan 100 Siswa dan pemusik angklung sehingga ada Kolaborasi Payung Geulis dan angklung,” ungkap Yonandi.
Dijelaskannya, dalam kegiatan Festival Payung Geulis ini merupakan kolaborasi dengan para pengrajin Payung Geulis di Tasikmalaya sehingga lahirlah Rekor MURI 2350 siswa melukis Payung Geulis.
“Tujuan kami ingin melestarikan dan meregenerasi Payung Geulis sebagai upaya meningkatkan life skil bagi para siswa yang 70% tidak melanjutkan, juga sebagai ajang promosi agar lebih dikenal di tingkat nasional dan internasional,” ujar Yonandi.
“Dengan melukis Payung Geulis Bisa memberikan imun, melukis di Payung Geulis bisa membuat hati senang, Memegang Payung Geulis bisa terasa cantik ketika di foto,” ungkapnya.
Sementara Atalia Praratya S.IP.,M.Ikom Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Barat menyampaikan, bahwa dengan diadakannya kegiatan ini mari bersama-sama masyarakat jawa barat khusus nya untuk para pelajar SMA, SMK dan SLB melaksanakan kegiatan jaga budaya dalam festival lomba dan rekor muri 2350 payung geulis yang kegiatan ini dilakukan secara daring dan luring.
“Festival ini sangat penting. Karena ada laporan dari 10 pengrajin berkurang menjadi 5 berkurang lagi menjadi 2 pengrajin dan kegiatan ini untuk menjadi regenerasi dan mendukung simbol perekonomian masyarakat untuk segera dimulai,” ujarnya.
Kemudian, untuk kurikulum, masing-masing sekolah sudah punya kegiatan Program Kecakapan Wirausaha (PKW) ini merupakan keterampilan yang dilakukan di setiap sekolah-sekolah supaya mereka bisa mendorong kegiatan wira usaha keterampilan yang di dalamnya terkait dengan menjaga budaya.
“Melalui kegiatan ini diharapkan akan muncul Regenerasi Pengrajin Payung Geulis. Semoga ini menjadi simbol kebangkitan perekonomian para pengrajin” Pungkas Atalia. (Dede Hermawan)***