Asesmen Kompetensi Minimum atau biasa disebut dengan AKM merupakan salah satu penilaian mutu pendidikan di setiap sekolah pada jenjang dasar dan menengah. AKM merupakan kebijakan yang diusung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pengganti dari Ujian Nasional atau disingkat UN sebagai evaluasi terkait mutu pendidikan. Komponen AKM terdiri dari numerasi dan literasi. Literasi membaca perlu dikembangkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih bermakna, dan hal tersebut sejalan dengan implementasi kecakapan abad 21 diantaranya adalah kemampuan berpikir kritis dan pemahaman. Selain itu juga, literasi membaca adalah langkah efektif dalam menumbuhkan budaya membaca. Bagus Hary Prakoso, Ph.D memaparkan hasil PISA 2012 bahwa mayoritas siswa usia 15 tahun belum memiliki literasi dasar membaca, matematika dan sains. Anak-anak Indoensia tidak akan berdaya saing bila di sekolah mereka tak dilatih kecakapan hidup abad 21. Menurut studi nasional & internasional, tingkat literasi siswa Indonesia masih rendah.
Salah satu keterampilan dalam kecakapan abad 21 lainnya adalah peserta didik dituntut untuk dapat memecahkan masalah. Varian soal dalam numerasi yang bernaung di bawah AKM dinilai mampu membawa siswa untuk dapat berpikir kritis dan dituntut mampu memecahkan masalah. Substansi dari numerasi bukan hanya hitungan semata di sekolah, melainkan hubungan situasi di luar sekolah yang nantinya bermanfaat untuk kehidupan peserta didik ke depannya.
Sasaran asesmen tersebut di tingkat sekolah dasar yaitu di kelas 5, alasannya sangat sederhana karena agar di grade selanjutnya dapat dievaluasi dan diperbaiki. Dimana peserta asesmen adalah sampel bukan seluruh peserta didik. Di SDN 1 Manangga, sampel yang mengikuti asesmen sebanyak 30 siswa yang terbagi menjadi dua sesi.
Asesmen dilaksanakan di semester satu tepatnya pada minggu ketiga bulan November tepatnya pada tanggal 15 sampai dengan 18 November 2021 untuk gelombang satu dan dua. Sebelum pelaksanaan asesmen ini, pemerintah membuka kesempatan kepada peserta didik di setiap sekolah untuk mengikuti simulasi di bulan Oktober dan gladi bersih di minggu pertama bulan November. Khusus di jenjang sekolah dasar, tidak semua satuan pendidikan memiliki fasilitas yang memadai, sehingga ada beberapa sekolah negeri yang melaksanakan asesmen di sekolah atau laboratorium komputer yang lain. Sama halnya dengan di SDN 1 Manangga yang melaksanakan asesmen di SMP Negeri 6 Tasikmalaya.
Efek dari asesmen tersebut bagi peserta didik sedikitnya dapat membiasakan siswa untuk dapat berpikir kritis dan pemecahan masalah. Sedangkan di tingkat satuan pendidikan, AKM menghasilkan informasi untuk memantau perkembangan mutu dari waktu ke waktu.
Asesmen Kompetensi Minimum yang baru berlangsung ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tujuan pemerintah. Selain itu, asesmen tersebut diharapkan mampu menjadi bekal keterampilan peserta didik dalam kehidupan di luar sekolah.***