Kota Tasikmalaya – GM | Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Zulhijah 1443 Hijriyah jatuh pada Jumat (1/7/2022). Penetapan tersebut dilakukan berdasarkan sidang isbat yang digelar pada Rabu (29/6/2022).
Sesuai sidang isbat yang sudah dilakukan, maka ditetapkan hari raya Idul Adha 10 Zulhijah 1443 Hijriyah jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022.
Berdasarkan hal itu, mengacu pada peraturan pemerintah, DKM Al-Mukhtariyah Rancamacan pada hari ini Minggu pagi, 10 Juli 2022 melaksanakan shalat Idul Adha dilanjutkan dengan dzikir dan doa bersama sebelum melaksanakan menyembelih hewan qurban.
Dalam khutbahnya, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mukhtatiyah, Ajengan Bubung Nizar, menjelaskan bahwa Shalat Idul Adha bagi umat muslim memiliki keutamaan tersendiri.
Sebagaimana diketahui, umat Islam dianjurkan menunaikan shalat Idul Adha. Ini karena shalat Idul Adha hukumnya sunnah muakkad.
“Shalat Idul Adha lebih afdhol daripada shalat Idul Fitri, karena Idul Adha berada di 10 awal bulan Zulhijah, hal ini sebab kedudukan Zulhijah berbeda dengan Syawal,” jelas Ajengan Bubung.
Selain itu, setelah selesai shalat Idul Adha ada anjuran ibadah khusus, yakni ibadah kurban.
Hal ini sebagaimana termaktub dalam surah Al-Kautsar Ayat 2
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ – ١
innā a’ṭainākal-kauṡar
Artinya: Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ – ٢
fa ṣalli lirabbika wan-ḥar
Artinya: Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ – ٣
inna syāni`aka huwal-abtar
Artinya: Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
Ajengan Bubung Nizar mengatakan mulianya ibadah shalat Idul Adha yang dilanjutkan dengan menyembelih hewan qurban, merupakan sarana untuk mencapai puncak ketaqwaan. Hablum Minallah, tentu sudah tidak diragukan lagi jika manusia memiliki ikatan yang sangat erat dengan Tuhan, bahkan tidak bisa terlepas.
“Hal itu, mengingatkan kita tentang peristiwa ketaatan Nabi Ibrahim beserta anak istrinya Ismail dan Siti Hajar,” ungkapnya.
Kemudian, momentum idul adha juga menjadi sarana untuk mempererat persaudaraan antar sesama. Hablum Minannas, sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendiri.
“Jangan ragu mendoakan orang lain meski diam-diam dan tidak diketahui bahkan tidak kenal sekalipun. Karena itu paling utama, yakinlah doa itu tentu akan berbalik pada kita, akan banyak pula yang mendoakan,” pesan Ajengan Bubung menutup Khutbahnya. (Pekesit)***