Menerapkan Disiplin Positif Pendekatan Mendidik Tanpa Hukuman

Oleh : Pupu Maspupah,S.Pd.I
(Guru SDN Syekh Tubagus Abdullah)

Menjadikan peserta didik memiliki karakter baik tentunya merupakan tujuan dari satuan pendidikan diantaranya menghasilkan mutu lulusan yang cerdas,disiplin, dan berahlak mulia. Membentuk karakter disiplin tanpa hukuman merupakan tugas seorang pendidik. Program sekolah ramah anak (SRA) didefinisikan sebagai program untuk mewujudkan kondisi aman, bersih, sehat, peduli, dan berbudaya lingkungan hidup yang mampu menjamin pemenuhan hak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan yang salah lainnya selama anak berada di satuan pendidikan, serta mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan kebijakan, pembelajaran dan pengawasan.

Read More

Sekolah Ramah Anak bukanlah membangun sekolah baru tetapi mengkondisikan sebuah sekolah yang nyaman bagi anak, serta memastikan sekolah memenuhi hak anak dan melindunginya karena sekolah merupakan rumah kedua bagi anak setelah rumahnya sendiri. SRA sendiri lahir karena tuntutan dari undang-undang No 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang No 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang No 23 Tahun 2003 pada pasal 54 yang berbunyi” (1) anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintah dan atau masyarakat” dengan adanya Undang-Undang perlindungan anak dari kekerasan di satuan pendidikan maka sekolah seyogiannya menerapkan disiplin positif.

Disiplin positif merupakan teknik yang bisa digunakan untuk mengajarkan anak menjadi bertanggung jawab, serta hormat pada anggota dari komunitas mereka sebagai bentuk disiplin tanpa memberikan hukuman. Disiplin merupakan pendekatan mendidik anak untuk melakukan kontrol diri dan pembentukan kepercayaan diri. Disiplin terfokus pada apa yang kita harapkan diperoleh peserta didik dalam belajar.

Dengan demikian tujuan utama disiplin adalah agar anak mampu memahami perilaku mereka sendiri, mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas pilihan mereka dan menghormati diri sendiri serta orang lain. Di satu sisi hukuman merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh seorang yang mendidik untuk membantu anak berprilaku lebih baik di masa depan. Hukuman akan berdampak pada fisik ataupun psikis anak.

Penerapan disiplin positif memerlukan beberapa azas diantaranya adalah (1) saling menghormati dalam hal ini antar pendidik harus saling menghormati Karena peserta didik mengamati dan pendidik merupakan model, harus pula menghormati kebutuhan peserta didik (2) mengidentifikasi motif dibalik perilaku/ tindakan peserta didik. (3) komunikasi yang efektif dan keterampilan memecahkan masalah (4) disiplin mengajarkan dan bukan permisif yang bersifat menghukum (5) fokus pada solusi bukan hukuman (6) memberikan dorongan (bukan pujian) mengacu pada upaya perbaikan tidak hanya kesuksesan dan membangun harga diri dan pemberdayaan jangka panjang.

Pembiasaan yang baik akan membuahkan karakter yang baik pula, pembiasaan berucap atau bertindak bisa di bentuk dari sebuah latihan jadi pembiasaan dan akhirnya jadi karakter, Pembentukan karakter siswa disekolah harus dimulai dari para pendidiknya dulu sebab peserta didik akan berlaku dan mencontoh dari tindakan guru dari cara menegur,menyuruh atau memberi motivasi kepada siswa harus dengan etika yang baik sehingga siswa diamnya itu bukan karena takut tapi karena segan, lebih hebat lagi jika seorang guru di idolakan oleh siswanya dan ditunggu kehadirannya.

Bimbingan disiplin positif kepada anak didik akan membekas sampai kapanpun dan anak didik akan terus mengenang bahwa dia pernah di bimbing dan di didik oleh seorang guru yang bijak guru yang di idolakannya, bahkan jadi contoh untuk peserta didik, demikian juga sebaliknya jika pernah mendapat perlakuan yang kurang baik mereka pun akan ingat bahwa dia punya guru galak guru yang menakutkan dan sebagainya.

Seorang pendidik memperlakukan siswanya bukan hanya untuk jangka pendek tapi lebih ke jangka panjang, dimana apa yang guru lakukan ketika mendidik siswanya akan membekas dihatinya dan di laksanakan dalam kehidupannya sehari-hari.***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *