Oleh : Hj. Hanhan Rohaeni, S.Pd. (Guru Kelas 1 SDN 1 Parakannyasag Kota Tasikmalaya)
Siswa-siswi SDN 1 Parakannyasag sangat beraneka ragam baik dari segi latar belakang orang tua maupun secara rentang usia. Yang menarik perhatian saya sebagai guru kelas 1 di SDN 1 Parakannyasag, yakni menyikapi perbedaan rentang usia, yang nantinya menjadi dasar saya mengelompokkan bahwa siswa tersebut masuk ke tahap pra operasional atau operasional kongkret. Sengaja saya mengkaji peserta didik kelas 1 berdasarkan rentang usianya untuk dapat memfasilitasi seluruh peserta didik di kelas 1 SDN 1 Parakannyasag. Selain itu, yang menjadi pertimbangan utama saya dalam memfasilitasi peserta didik kelas 1 SDN 1 Parakannyasag adalah kemajuan teknologi informatika yang tidak bisa saya pungkiri sangat mempengaruhi pola hidup anak termasuk siswa-siswi saya di kelas 1 SDN 1 Parakannyasag. Adanya pandemi Covid 19 yang memaksa saya, orang tua dan peserta didik untuk melek menggunakan teknologi informatika, menjadi faktor utama saya dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran yang menarik bagi siswa siswi kelas 1 SDN 1 Parakannyasag.
Sebagian besar siswa-siswi kelas 1 SDN 1 Parakannyasag berada di tahap operasional kongkret meskipun sebagian kecil masih berada di tahap pra operasional. Pembelajaran yang bersifat teoritis dan abstrak tentu saja tidak akan cocok diterapkan di kelas tersebut. Alhasil saya senantiasa mengkongkretkan pembelajaran untuk dapat dipahami oleh peserta didik dengan mudah dan sederhana. Berbagai metode pembelajaran pernah saya gunakan di kelas tersebut, akan tetapi masih terlihat belum maksimal dan belum menarik perhatian siswa dalam artian siswa belum antusias dalam belajar.
Menyikapi hal tersebut, saya mencoba menggunakan perangkat multimedia yang terhubung dengan internet untuk memfasilitasi peserta didik dalam belajar. Seperti halnya dalam mengajar membaca permulaan, saya menggunakan animasi kartun dan ditayangkan dalam infokus. Hal ini alhamdulilah menarik minat dan perhatian siswa dalam belajar. Sesekali saya menayangkan nyanyian yang berhubungan dengan tema sat itu agar seluruh siswa dapat bernyanyi bersama. Hal ini terasa efektif dan membantu siswa untuk lebih mudah memahami pelajaran. Digitaslisasi pembelajaran yang saya lakukan di kelas 1 SDN 1 Parakannyasag merupakan sebuah upaya untuk menfasilitasi siswa-siswi milenial. Mengapa saya berkata seperti itu, terkadang siswa sulit menulis kalimat, akan tetapi dia mahir membalas pesan Whats App, oleh karena itu pendekatan dalam pembelajaran pun harus disesuaikan dengan perkembangan peserta didik kelas 1 saat ini.
Beberapa Langkah yang saya lakukan terkait digitalisasi pembelajaran di kelas 1 SDN 1 Parakannyasag adalah sebagai berikut :
1. Berkomunikasi dengan Kepala Sekolah terkait gerakan digitalisasi pembelajaran di kelas 1 SDN 1 Parakannyasag.
2. Melakukan musyawarah dengan pihak orang tua siswa, agar mengijinkan anak-anaknya membawa gadget ke sekolah untuk kepentingan pembelajaran.
3. Memantapkan pembelajaran membaca dan menulis permulaan melalui sarana gadget, dengan membimbing siswa dalam menganalisis huruf dan angka.
4. Menggunakan video animasi atau slide power point yang menarik peserta didik dalam menjelaskan materi yang berhubungan dengan pemahaman peserta didik, misalnya menayangkan kartun yang berkarakter untuk dianalisis oleh peserta didik dan dijelaskan.
5. Menciptakan pembelajaran yang fleksible artinya peserta didik bebas bergerak saling bertukar informasi dengan sesama temannya untuk kepentingan pembelajaran.
Digitalisasi pembelajaran di kelas 1 SDN 1 Parakannyasag yang saya lakukan, berhasil menarik minat siswa dalam memahami pelajaran, bahkan melalui tayangan video animasi berkarakter, para siswa sudah bisa menyimpulkan tentang sikap atau perilaku terpuji yang dicontohkan dalam video tersebut untuk mereka tiru dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai seorang guru, mari kita berpikir kreatif, menyesuaikan dengan kemajuan teknologi jangan terkungkung oleh teori belajar yang sistematis akan tetapi mari kita ciptakan iklim belajar yang benar-benar dirindukan dan diinginkan oleh generasi milenial saat ini. Semoga kita menjadi pendidik yang fleksible bisa memanfaatkan dan menyesuaikan dengan keadaan nyata setiap saat.***