Oleh : Hj. Hanhan Rohaeni, S.Pd. (Guru Kelas 1 SDN 1 Parakannyasag Kota Tasikmalaya)
Membaca dan menulis permulaan merupakan salah satu kompetensi wajib yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas 1 SDN 1 Parakannyasag. Membaca adalah dasar semua ilmu bisa dipahami oleh peserta didik, begitu juga dengan menulis merupakan keterampilan dasar yang menunjang kompetensi lainnya dalam pembelajaran. Membaca dan menulis permulaan sangat erat kaitannya dengan program literasi, bisa dikatakan kemampuan membca dan menulis menjadi modal utama dalam mencetak peserta didik literat. Pembelajaran di kelas 1 SDN 1 Parakannyasag menggunakan jaring tema sebagai pengikat antar muatan pelajaran. Konsep tematik yang diterapkan pada peserta didik kelas 1 SDN 1 Parakannyasag berdasar pada pola pikir peserta didik kelas 1 Sekolah dasar masih bersifat holistik dalam memahami sebuah persoalan.
Selaku guru kelas 1 SDN 1 Parakannyasag, hal utama yang saya lakukan adalah memastikan seluruh peserta didik kelas 1 SDN 1 Parakannyasag mampu membaca dan menulis permulaan. Selama 2 semester saya memfokuskan pada 2 aspek kompetensi tersebut. Adapun metode yang saya gunakan untuk memudahkan peserta didik kelas 1 SDN 1 Parakannyasag agar mampu membaca dan menulis sesuai karakteristik perkembangannya adalah dengan menggunakan metode SAS yang dikaitkan dengan menggunakan kosakata bermakna serta mudah dipahami oleh peserta didik. Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode SAS pada peserta didik kelas 1 SDN 1 Parakannyasag dilakukan secara tematik dengan mengangkat isu tentang kosa kata terdekat dengan peserta didik.
Metode SAS (Strultur Analitik Sintetik) merupakan metode belajar membaca dan menulis permulaan yang diterapkan pada peserta didik kelas 1 SDN 1 Parakannyasag yang diawali dengan menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh dan bermakna. Biasanya kalimat tersebut diambil dari sebuah gambar atau lirik lagu yang kosa katanya mudah dipahami oleh peserta didik. Landasan linguistiknya bahwa itu ucapan bukan tulisan, unsur bahasa dalam metode ini adalah kalimat. Kemudian saya melakukan proses penguraian kalimat, setelah itu uraian kalimat tersebut dibuat kalimat utuh kembali. Secara sederhana, pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode SAS di kelas 1 SDN 1 Parakannyasag, yakni menampilkan kalimat bermakna misalnya, “bola mata saya”, kemudian kalimat tersebut dimaknai oleh peserta didik. Setelah itu kalimat “bola mata saya”, diurai menjadi kata “bola-mata-saya”. Kemudian diurai menjadi suku kata “bo-la-ma-ta-sa-ya”. Dari suku kata tersebut diurai menjadi huruf “b-o-l-a-m-a-t-a-s-a-y-a”. Setelah itu dirangkai menjadi suku kata, kemudian kata dan terakhir kalimat. Dari setiap uraian tersebut, peserta didik diberi kesempatan untuk membentuk kosa kata bahkan kalimat bermakna selain kalimat yang dicontohkan. Pembelajaran membaca dan menulis permulaan di SDN 1 Parakannyasag, biasanya disertai dengan gambar dan lirik lagu sehingga lebih memudahkan peserta didik dalam mempelajarinya, dan lebih terlihat riang gembira serta menyenangkan.
Pembelajaran dengan metode SAS tidak hanya disajikan secara tradisional melalui kartu huruf akan tetapi, saya juga menerapkannya secara digital menggunakan aplikasi power point dan animasi sehingga lebih menarik untuk dipelajari oleh peserta didik kelas 1 SDN 1 Parakannyasag.***