Oleh : Rudi Mahar Nurjaman, S.Pd. (Guru PJOK SDN 1 Manangga Kota Tasikmalaya)
Pandemi Covid 19 yang melanda dunia berpengaruh signifikan terhadap pola kehidupan saat ini, termasuk di dunia Pendidikan. Covid 19 bukan hanya isu seperti yang diungkapkan oleh segelintir orang akan tetapi nyata adanya dan telah banyak menelan korban jiwa. Dunia Pendidikan khususnya di SDN 1 Manangga mengalami perubahan pola pembelajaran yang cukup berbeda dibanding ketika sebelum ada Covid 19. Dalam pembelajaran PJOK saja, saya selaku guru PJOK SDN 1 Manangga mau tidak mau harus mempersiapkan pembelajaran agar tetap aman dan nyaman untuk peserta didik di tengah wabah Covid 19. SDN 1 Manangga yang menerapkan kebijakan pembelajaran tatap muka terbatas, mulai bangkit khususnya dalam bidang pembelajaran PJOK. Saya sudah mulai mengajak kembali siswa-siswi SDN 1 Manangga untuk berlatih dan melakukan praktek olah raga tidak hanya sebatas teoritis saja seperti saat daring.
Pembelajaran PJOK di SDN 1 Manangga lebih banyak menggunakan fasilitas multimedia untuk menghindari penyampaian materi secara langsung. Seperti halnya dalam mempelajari teori senam lantai, saya mengajak peserta didik untuk belajar di ruang multimedia tentunya dengan tetap menjada prokes pencegahan penyebaran Covid 19. Beberapa Langkah saya tempuh dalam memfasilitasi pembelajaran PJOK di SDN 1 Manangga dengan menggunakan multimedia adalah sebagai berikut :
Pertama, melakukan pemilihan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan kurikulum darurat yang digunakan di SDN 1 Manangga. KD tersebut dipilih, dianalisis maksud dan tujuannyaserta dituangkan serta dan dikembangkan ke dalam bentuk RPP, kemudian di Langkah pembelajaran menggunakan fasilitas multimedia untuk menghindari ceramah secara langsung guna menghindari kontak fisik. Dalam hal ini KD yang dipilih adalah tentang tekhnik dasar senam lantai.
Kedua, mengoptimalisasikan jam pertemuan PJOK tiap minggu. PJOK memiliki 4 jam pertemuan setiap minggu untuk semua kelas. 4 jam tersebut saya bagi menjadi 2 jam teori dan 2 jam praktek terstruktur. Hal ini lebih ke pengaturan efektifitas pelaksanaan pembelajaran PJOK karena dalam PTMT pembelajaran dibagi menjadi dua shift.
Ketiga, mengoptimalkan penyampaian materi secara teoritis dengan menggunakan multimedia. Dalam pembelajaran senam lantai, saya membawa peserta didik SDN 1 Manangga ke ruang multimedia dan menayangkan slide power point yang berisi penjelasan teoritis senam lantai kepada mereka. Kemudian ditayangkan pula tata cara melakukan gerakan senam lantai yang dimaksud untuk dianalisisi oleh peserta didik. Kegiatan tanya jawab dilakukan saat itu ketika proses pembelajaran di ruang multimedia berlangsung.
Keempat, pada tahap praktek dilakukan secara individual tidak berkelompok dan berkerumun. Melakukan praktek senam lantai sendiri-sendiri, sedangkan peserta didik yang lainnya diberi tugas teoritis hasil dari kajian senam lantai yang dipelajari melalui tayangan tadi. Sehingga pembelajaran tampak lebih tertata tidak menyebabkan kerumunan, sementara untuk berlatih senam lantai dilakukan secara individual dan bergilir.
Kelima, selama pembelajaran tetap mengingatkan peserta didik untuk menjaga prokes dan membatasi gerak agar senantiasa menjaga jarak aman dengan sesama temannya.
Pembelajaran PJOK di SDN 1 Manangga pada saat ini lebih mengutamakan pada pemahaman materi secara teoritis sedangkan untuk keterampilan prakteknya dilakukan di rumah masing-masing dengan bimbingan orang tua. Sedangkan untuk penampilan peserta didik terkait praktek olah raga lebih dipantau melalui video yang dikirim oleh masing-masing peserta didik melalui grup Whats App. Saya selaku guru PJOK lebih mengingatkan peserta didik untuk melakukan olah raga individual di sekitar rumah sebelum berangkat ke sekolah dan tetap menjaga agar tubuh senantiasa sehat dan bugar.***