Penerapan Problem Based Learning dalam Pembelajaran Matematika di Kelas IV SDN 1 Parakannyasag

Oleh : Otih Sumartini, S.Pd. (Guru Kelas IV SDN 1 Parakannyasag Kota Tasikmalaya)

Pembelajaran saintifik yang diamanatkan dalam Kurikulum Nasional merupakan pendekatan pembelajaran yang memusatkan peserta didik untuk menjadi subjek dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik merancang kegiatan pembelajaran mulai dari proses mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang menyentuh perkembangan dan pengembangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Pendekatan saintifik bisa diaktualisasikan melalui penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakterisik kompetensi dasar setiap Muatan pelajaran serta tujuan kompetensi yang hendak dicapai melalui pembelajaran tersebut. Seperti halnya pembelajaran di kelas IV SDN 1 Parakannyasag dalam muatan pelajaran Matematika khususnya materi soal cerita, saya menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran menyelesaikan soal cerita tersebut.

Bacaan Lainnya

Matematika merupakan salah satu muatan pelajaran wajib dalam kurikulum SDN 1 Parakannyasag. Kurikulum yang digunakan di SDN 1 Parakannyasag masih merujuk pada kurikulum nasional. Materi yang terkandung dalam muatan pelajaran Matematika kelas IV, banyak sekali persoalan yang berhubungan dengan pemecahan masalah sehari-hari yang dikemas dalam bentuk soal cerita. Matematika juga merupakan muatan pelajaran yang dipisahkan dalam pembelajaran tematik, hal ini merujuk pada konsep matematika yang dikemukakan oleh Kline (1973) yang menyatakan bahwa “Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. (Rusfendi , 1992). Begitu pentingnya matematika sebagai ilmu yang mempengaruhi ilmu pengetahuan lain dan konsepnya senantiasa digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari, mengharuskan saya sebagai seorang guru untuk mengajarkan materi matematika secara bermakna dan terstruktur. Menyikapi hal tersebut, saya memilih PBL dalam pembelajaran matematika khususnya materi penyelesaian soal cerita. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik PBL yang di dalamnya banyak kegiatan siswa yang merujuk pada kegiatan pemecahan masalah.

Problem Based Learning atau lebih dikenal dengan PBL merupakan model pembelajaran berbasis masalah yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir peserta didik secara individu, maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan dan kontekstual. Dalam menerapkan PBL pada pembelajaran matematika di kelas IV SDN 1 Parakannyasag, saya melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Memilih materi soal cerita untuk mengaktualisasikan pemahaman peserta didik terhadap materi operasi hitung;
2. Mengorientasikan peserta didik pada masalah, dengan cara menyampaikan masalah yang akan dipecahkan oleh setiap kelompok peserta didik melalui lembar kerja yang di dalamnya berisi soal cerita matematika;
3. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, dengan cara memastikan setiap peserta didik dalam kelompok memahami tugas masing-masing dan memfasilitasi mereka untuk berdiskusi memecahkan masalah;
4. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, dengan cara memantau keterlibatan peserta didik dalam mengumpulkan data atau bahan selama proses penyelidikan;
5. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dengan cara memantau diskusi dan membimbing menyelesaikan pekerjaan sesuai yang tertera dalam lembar kerja siswa serta membimbing dalam membuat laporan untuk dipresentasikan;
6. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, dengan cara memfasilitasi setiap kelompok peserta didik untuk presentasi melaporkan hasil pemecahan permasalahan selama diskusi kelompok.

Langkah tersebut cukup efektif dalam pembelajaran matematika di kelas IV SDN 1 Parakannyasag. Peserta didik terlihat menikmati proses pembelajaran serta tidak ada yang kesulitan karena adanya kerjasama di dalam kelompok.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar